Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Pertanian

Cuaca Ekstrem Ancam Produksi Padi Jateng

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah perlu meningkatkan koordinasi mengatasi ancaman cuaca ekstrem di wilayah Jawa Tengah (Jateng). Akibat fenomena La Nina yang terjadi pada musim tanam 2022/2023, lahan pertanian di Jateng dilanda banjir sejak akhir Desember 2022. Padahal, Jateng menjadi daerah produksi beras terbesar kedua secara nasional.

Direktur Perlindungan Tanaman Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Mohammad Takdir Mulyadi, mengatakan Kementan terus memperbarui data laporan banjir dari lapangan. Dia menambahkan puso akibat banjir di Jateng pada Desember 2022 masih lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.

"Karenanya, langkah antisipasi dampak iklim ekstrem meliputi mapping (pemetaan) wilayah rawan banjir, pemantauan rutin informasi BMKG sebagai Early Warning System (sistem peringatan dini), pompanisasi dan mendaftarkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP)," ujar Takdir di Jakarta, Selasa (24/1).

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi menjelaskan penanganan banjir di wilayah terdampak yang menyebabkan massive destructive bagi areal persawahan. "Dibutuhkan kerja sama kolektif dan komprehensif dari stakeholder, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan petani sehingga penanggulangan dampak pasca banjir dapat diselesaikan dengan cara yang efektif dan efisien," ucap Suwandi.

Baca Juga :
Terkendala Cuaca

Mengutip laman resmi Kementan, Kabupaten Demak menjadi kabupaten yang sering terdampak banjir selain karena curah hujan yang tinggi, akan tetapi juga lokasinya berada di hilir, topologi tanah cekungan dan meluapnya air rob serta dibukanya Waduk Wilalung dan Kedungombo yang mengaliri 3 Kabupaten sekitar Demak menjadina penyebab utama banjir.

Upaya Mitigasi

Koordinator Tingkat Kabupaten Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (Koortikab POPT) Demak Provinsi Jawa Tengah, Mundi Marsono, mengatakan upaya mitigasi dan antisipasi berupa pengerukan sungai domba sayung, sungai pucang gading lama serta normalisasi Sungai Seruni telah dilakukan sebelum terjadinya banjir di area persawahan Desa Prapelan.

"Selain itu juga dilakukan pompanisasi untuk membuang air ke kanal selama dua hari berturut-turut. Banjir tersebut tidak mengganggu ketersediaan pangan terutama beras di Kabupaten Demak," terang Mundi.

Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Jawa Tengah, Herawati Prarastiyani, mengatakan bahwa banjir yang terjadi saat ini tidak akan menganggu produksi pangan padi di Provinsi Jawa Tengah. "Upaya untuk menekan puso akibat banjir, telah dilakukan pompanisasi, normalisasi saluran. Pompa air bantuan Kementan telah diterjunkan untuk menekan puso,"ucap Herawati.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top