Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Teror di Papua - OPM Pimpinan Egianus Kogoya Mengaku Bertanggung Jawab

Cuaca Buruk, 7 Jenazah Gagal Dievakuasi dari Mbua

Foto : AFP/STAF STEEL

EVAKUASI KORBAN PENEMBAKAN - Aparat gabungan TNI-Polri memasukan peti jenazah ke dalam pesawat di Wamena, Papua, Kamis (6/12). Sebanyak sembilan dari 16 jenazah korban penembakan di Nduga yang sudah ditemukan aparat gabungan TNI dan Polri dievakuasi ke Timika.

A   A   A   Pengaturan Font

JAYAPURA - Evakuasi tujuh jenazah pekerja pembangunan jembatan Jalan Trans Papua yang dibunuh anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) terhambat dilakukan lantaran cuaca buruk, Kamis (6/12) siang.

Seperti diketahui, tim gabungan TNI-Polri, telah berhasil menemukan 16 jenazah pekerja pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupatan Nduga, Kamis (6/12). Korban kekejaman kelompok OPM ini ditemukan di Puncak Gunung Kabo, tak jauh dari kamp para pekerja. Aparat berhasil mengevakuasi 16 jenazah itu dari Puncak Kabo ke Distrik Mbua.

Hingga siang kemarin, baru sembilan jenazah yang berhasil dievakuasi ke Timika dari Mbua bersama beberapa masyarakat sipil. Sedangkan tujuh jenazah lainnya sampai saat ini masih tertahan di Mbua, lantaran helikopter tak mampu masuk ke wilayah itu akibat cuaca yang buruk. "Helikopter dari Wamena tadi siang diberangkatkan untuk mengevakuasi tujuh jenazah yang masih berada di Mbua.

Namun, evakuasi terpaksa dibatalkan lantaran cuaca buruk. Akibatnya, helikopter kembali dan kini stay di Timika," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Ahmad Mustofa Kamal. Kelompok yang bertanggung jawab atas pembunuhan ini adalah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) pimpinan Egianus Kogoya, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Pengakuan Saksi

Sementara itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengungkapkan, berdasarkan keterangan dari seorang saksi yang selamat bernama Jimy Aritonang, pada 2 Desember, sebanyak 25 karyawan PT Istaka Karya dibawa oleh kelompok bersenjata dari lokasi kamp mereka ke Gunung Kabo.

Para karyawan PT Istaka Karya itu diikat tangannya dan disuruh berjalan kaki, bahkan ada yang berjalan jongkok sembari diawasi ketat oleh sekitar 50-an anggota OPM yang memegang berbagai jenis senjata, mulai dari senjata api hingga senjata tradisional. Masih menurut keterangan saksi itu, Hadi mengatakan, setiba di Gunung Kabo, kelompok Egianus Kogoya itu langsung menembaki para karyawan Istaka Karya.

"Dari 25 orang yang dilaporkan oleh saudara Jimy Aritonang itu, 14 orang langsung meninggal di tempat dan 11 orang berpura-pura meninggal dan kemudian berusaha menyelamatkan diri," kata Marsekal Hadi. Nahas menimpa lima karyawan Istaka Karya yang kabur itu. Anggota kelompok bersenjata yang mengejar dari belakang, menemukan tiga orang dan langsung mengeksekusinya.

Dua karyawan Istaka Karya lainnya juga ditemukan oleh kelompok bersenjata dan langsung dieksekusi di lokasi berbeda. Sedangkan empat karyawan Istaka Karya berhasil merapat ke Pos TNI Yonif 755/ Yaled di Distrik Mbua untuk meminta pertolongan.

Kontak Senjata

Menurut Hadi, kelompok bersenjata itu sempat terlibat kontak senjata saat mereka menyerang TNI Pos Mbua pada 3 Desember malam. Dalam kejadian itu, satu prajurit TNI atas nama Sertu Anumerta Handoko gugur. Sedangkan dua karyawan Istaka Karya lainnya diduga selamat dari pembantaian oleh kelompok bersenjata.

"Dari apa yang ditemukan Tim Gabungan TNI-Polri kemarin, delapan orang yang ditemukan, satu di antaranya pekerja di rumah seorang dokter dan satu lagi saudara Johny Arung merupakan bagian dari dua pekerja Istaka Karya yang diperkirakan masih hidup," kata Panglima TNI Hadi Tjahjanto saat konferensi pers di Hanggar Helikopter Bandara Mozes Kilangin Timika, Kamis.

Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top