Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Cosmetic Day Pacu Pertumbuhan Industri Kosmetik Lokal

Foto : Istimewa.

Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita meninjau pameran dalam acara penutupan cosmetic day di Jakarta, Minggu (27/11).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA-Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Reni Yanita berharap acara cosmetic day mendorong pertumbuhan dan perkembangan industri kosmetik nasional khususnya yang memanfaatkan bahan baku lokal sehingga mampu mengurangi impor bahan baku.

Saat ini, katanya, di Indonesia memiliki sekitar 30.000 Jenis Tanaman Obat-obatan, 350 Jenis sudah dimanfaatkan secara teratur oleh industri herbal. Apalagi saat ini trend kosmetik telah beralih kepada penggunaan bahan alami (herbal).

"Hal tersebut merupakan suatu kekuatan yang harus dimaksimalkan agar produk kosmetik dalam negeri dapat mendominasi pasar dalam negeri mengingat populasi penduduk Indonesia yang mencapai 270 jutaan dimana lebih dari 98 juta perempuan berusia 15 tahun keatas menjadi potensi pasar yang besar," ungkapnya dalam acara Penutupan "Cosmetic Day" di Jakarta, Minggu (27/11)

Reni menjelaskan, seiring perkembangan zaman, kosmetik tidak hanya digunakan oleh kaum wanita, kaum milenial termasuk laki-laki juga menggunakan kosmetik, karena saat ini telah banyak produk-produk kosmetik yang dikhususkan untuk laki-laki dan bahkan kosmetik khusus untuk bayi yang baru lahirpun sudah tersedia.

Industri kosmetik merupakan salah satu fokus pembinaan Ditjen IKMA. Hal ini karena Indonesia memiliki potensi industri kosmetik cukup besar mengingat ketersediaan sumber daya alam yang kaya akan tanaman herbal yang secara turun temurun sudah banyak digunakan untuk kesehatan dan produk kosmetik.

Menurut data Nilai ekspor Indonesia mencapai 425 juta dolar AS dengan tujuan utama ekspor Indonesia adalah ke negaranegara Asia Tenggara (Singapura, Thailand, Malaysia dan Filipina), Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Spanyol, Timur Tengah, Jepang dan Tiongkok.

"Produk yang di ekspor meliputi produk Essential oil & toiletries, sabun, produk lulur kulit & wajah serta parfum & cairan pewangi. Impor Indonesia masih lebih besar dari ekspor yaitu mencapai 630 juta dollar AS. Kontribusi industri kosmetik termasuk farmasi dan obat tradisional terhadap PDB pada tahun 2021 mencapai 2 persen," sebutnya.

Adapun Ditjen IKMA telah banyak melakukan pembinaan dan pengembangan IKM kosmetik di antaranya melalui pendampingan sertifikasi Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) dan fasilitasi izin edar produk, fasilitasi mesin dan peralatan, fasilitasi promosi, peningkatan kompetensi SDM, penerapan industry 4.0 serta penguatan branding produk kosmetik.

Disamping itu kami juga memiliki restrukturisasi mesin/ peralatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknologi permesinan IKM melalui pemberian potongan harga sebesar 25- 40 persen untuk pembelian mesin produksi baru.

Pada tahun ini, Ditjen IKMA juga memberikan fasilitasi kepada IKM Obat Tradisional berupa pendampingan sertifikasi Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). "Harapan kami yang sesungguhnya adalah terbentuknya suatu ekosistem industri kosmetik mulai dari hulu sampai ke hilir," pungkas Reni.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top