Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Tumpengan Merah Putih

Ciptakan Harmonisasi Pejabat, Ulama, dan Khalayak Ramai

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Suasana bahagia nan akrab menyelimuti acara Tumpengan Merah Putih (TMP) di halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Kota Semarang, pekan lalu. Pejabat, ulama, tokoh lintas agama, serta masyarakat umum berbaur, duduk lesehan sembari menikmati nasi tumpeng.

Kehangatan makin terasa ketika untaian selawat dan puisi diiringi rebana modern mengalun syahdu. Tidak hanya hiburan bernuansa Islami, musik Yangqin persembahan dari Kelenteng Tay Kak Sie Semarang pun tidak kalah menawan. Nada lagu-lagu perjuangan terdengar indah dari alat musik asal Tiongkok tersebut.

Hadir dalam perhelatan, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen, ulama sekaligus budayawan KH Mustofa Bisri atau Gus Mus, budayawan Sosiawan Leak dan Prie GS, Ketua MUI Jateng Ahmad Darodji, tokoh lintas agama, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Amir Mahmud, Forkopimda, tokoh masyarakat dan budayawan Jateng.

Penampilan Sosiawan Leak di atas panggung pun memukau pengunjung. Puisi karangan pria bernama asli Sosiawan Budi Sulistyo itu, mengisahkan perjuangan dan pengorbanan para pahlawan demi kemerdekaan Indonesia. Bait demi bait puisi yang dibawakan seniman asal Surakarta itu membakar semangat dan patut menjadi renungan bersama.

"Namun pengorbanan nyawa, harta, dan keluarga para pejuang untuk Indonesia kini tak dihargai oleh penerus bangsa. Ujaran kebencian marak, Pancasila diinjak-injak, persatuan dan kesatuan terancam pecah, dan kerukunan yang terbina indah sekarang terkoyak hanya karena beda pandangan politik," ujarnya.

Tidak kalah dengan Sosiawan Leak, Gus Mus juga mempersembahkan sajak dan puisi. Dengan iringan saksofon yang dimainkan Romo Budi dan Dirut Bank Jateng Supriyatno, sajak berjudul Cucu dan Kakek serta puisi Nabi Sulaiman Tersenyum membuat suasana TMP kian hidup.

Menurut Gus Mus, penampilan Leak yang luar biasa, menggambarkan kerisauan dan kegundahan negeri Indonesia, karena maraknya ujaran kebencian di dunia maya atau media social (medsos). Seolah semua tidak saling mengenal dan saling merendahkan sesama.

"Saya sering minta kepada semuanya, mbok seringlah kopdar (kopi darat) jangan hanya bergaul di medsos, karena dengan kopdar kita akan tahu manusia semua dimuliakan Allah, tetapi di medsos kita merendahkan diri kita sendiri," bebernya.

Dalam kesempatan tersebut, budayawan asal Rembang itu mengajak masyarakat Jateng turut mendoakan warga Palu yang menjadi korban gempa bumi beberapa hari lalu. Menurutnya, masyarakat Jateng dengan Palu, Lombok maupun daerah lain di penjuru Nusantara adalah satu tubuh Indonesia. Sehingga ketika ada daerah yang terluka maka semua turut berduka.

Sementara itu Ganjar Pranowo mengapresiasi kegiatan tersebut. Kegiatan yang digagas PWI dan FKUB Jateng itu menjadi ajang pertemuan pejabat, warga, tokoh agama, dan seniman dalam format berbeda. Semua kumpul dan berbincang bersama kemudian menyampaikan pesan cinta, pesan kebahagiaan dan optimisme dengan cara masing-masing.

"Kita bertemu tidak bermusuhan atau ngamukan tetapi semua tersenyum sehingga hati menjadi sejuk," ujarnya.

Ganjar mengagumi aksi panggung Sosiawan Leak. Menurutnya, amanat dari puisi itu adalah, jangan robek-robek Sang Merah-Putih, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika, jangan diinjak-injak dan jangan pula diludahi karena Merah-Putih, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan lem atau perekat bangsa Indonesia.

Terkait bencana yang tengah menimpa Palu, Ganjar meminta warga Jateng turut peduli dan menginspirasi untuk kebaikan bersama seperti saat gempa melanda Lombok.

"Bagaimanapun suasananya, kita harus terus semangat dan gegap gempita, duka warga Palu juga duka masyarakat Jateng. Karenanya semua harus bertindak, mengerahkan seluruh kekuatan untuk membantu saudara-saudara kita di Palu, memberikan semangat, dan dorongan," pintanya.

Ia menyebutkan, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jateng bersama relawan dan berbagai organisasi masyarakat seperti Banser, Kokam dan mahasiswa sudah siap membantu. Selain itu semua warga juga dapat membantu dalam bentuk apapun, minimal doa untuk para korban gempa Palu.

Acara bertajuk TMP tersebut dimulai pukul 19.45 WIB, dan dibuka dengan Tari Ratoeh Jaroeh yang dimainkan para siswi SMAN 4 Semarang. Selain itu, juga dimeriahkan dengan Tari Bedaya Ibu Pertiwi yang dibawakan sanggar Teater Lingkar dari Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang.

Disediakan 15 Angkringan Gratis

Acara yang dipadati ribuan pengunjung tersebut, oleh panitia sengaja dipisah antara penonton pria dan wanita. Kaum pria di sebelah kanan, putri di sisi kiri dari panggung utama.

Selain itu, panitia juga menyediakan 15 angkringan gratis untuk para pengunjung. Terdapat beragam sajian seperti nasi bungkus, gorengan, dan minuman.

"Saya ingin menonton Gus Mus secara langsung, dan tahu acara ini dari jarkom grup whatsapp," ungkap Septi, pengunjung dari Semarang Tengah.

Sementara Niniek dari Kecamatan Genuk ingin melihat Gus Mus dan Habib Luthfi. "Pembawaan mereka itu adem dan menentramkan. Jadi saya ikut nonton kesini," ujarnya.

Acara yang disponsori PWI Jateng dan BPD Jateng ini juga menampilkan Paduan Suara tim Universitas Soegijapranata, penampilan musik dan rebana oleh Nurul Asatidz UPGRIS.

Panitia acara Tumpengan Merah Putih, Agus Dewo mengungkapkan acara ini juga diisi doa bersama untuk para korban gempa dan tsunami di Donggala, Palu, Sulawesi Tengah yang dipimpin Gus Mus. "Doa supaya rukun menghadapi kondisi Indonesia yang sekarang. Gus Mus mengajak jamaah Jawa Tengah berdoa untuk para korban bencana," ujarnya.

pur/R-1

Komentar

Komentar
()

Top