Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Chelsea Pupus Impian City

Foto : SUSANA VERA/AFP

Rayakan Gelar I Kapten Chelsea, Cesar Azpilicueta (tengah) mengangkat trofi saat merayakan gelar juara Liga Champions setelah di final menaklukkan Manchester City 1-0 di Dragao stadium, Porto, Minggu (30/5) dini hari WIB. Chelsea menang berkat gol tunggal Kai Havertz.

A   A   A   Pengaturan Font

PORTO - Chelsea merebut trofi Liga Champions untuk kedua kalinya setelah gol Kai Havertz memastikan kemenangan 1-0 atas Manchester City pada laga final di Porto, Minggu (30/5) dini hari WIB. Kemenangan Chelsea itu menghancurkan impian Pep Guardiola untuk mengangkat trofi Liga Champions untuk ketiga kalinya.

Havertz mencetak gol tiga menit sebelum jeda pada laga yang digelar di Estadio do Dragao. Gol itu menjadi satu-satunya gol yang tercipta di laga final yang sangat ketat dan sengit. Pelatih Thomas Tuchel, penuh energi di pinggir lapangan seperti lawannya, mengepalkan tinju dalam perayaan itu. Dia kemudian melompat kegirangan di lapangan setelah Chelsea mampu mempertahankan kemenangan.

City tak berdaya setelah Kevin De Bruyne terpaksa keluar lapangan karena cedera. Klub asal London itu finis keempat di klasemen Liga Inggris, 19 poin dari City yang menjadi juara. Namun, hasil luar biasa kali ini adalah kemenangan ketiga mereka atas tim asuhan Guardiola dalam enam pekan.

Mereka mengakhiri harapan City untuk meraih treble winners domestik ketika menang di semifinal Piala FA bulan April lalu. Chelsea juga menunda perayaan gelar City dengan kemenangan di Manchester.

Kali ini, pada laga final yang disaksikan oleh sekitar 14 ribu penonton yang menciptakan suasana riuh, Chelsea kembali menggagalkan upaya City untuk merebut mahkota Liga Champions pertama yang sangat mereka dambakan.

"Itu adalah pertarungan yang sangat sulit, pertarungan yang luar biasa. Hari ini mereka bertekad untuk memenangkan ini. Kami ingin menjadi kerikil dalam sepatu mereka," ujar Tuchel kepada BT Sport.

"Upaya itu luar biasa. Kami mengatasi beberapa momen sulit dan memiliki sikap bertahan yang fantastis," sambungnya.

City harus menunggu 13 tahun setelah diambil alih oleh Sheikh Mansour dari Abu Dhabi hanya untuk mencapai final Liga Champions. Mereka sekarang menjadi tim kedelapan berturut-turut yang kalah dalam penampilan pertama di final. Kemalangan yang sama menimpa Paris Saint-Germain yang dimiliki investor asal Qatar tahun lalu serta Tottenham Hotspur yang dikalahkan oleh Liverpool pada 2019.

"Ini pertama kalinya kami di sini, kami akan belajar, kami akan kembali," ujar Guardiola. "Para pemain melakukan segalanya, mereka ingin melakukannya dengan baik, untuk memenangkan kompetisi ini, terkadang kami tampil bagus, terkadang tidak," sambungnya.

Chelsea juga kalah saat pertama kali mencapai final, lewat adu penalti melawan Manchester United di Moskow pada 2008.

Mereka mengatasi rintangan terakhir dengan mengalahkan Bayern Munich dalam adu penalti pada tahun 2012. Kini mereka memiliki trofi kompetisi antarklub tertinggi Eropa kedua untuk menyamai Juventus, Benfica, dan Porto serta tim Inggris lainnya, Nottingham Forest.

Transformasi "The Blues" menjadi salah satu klub super Eropa didukung kekayaan Roman Abramovich, pemilik klub yang berasal dari Russia dan hadir di Portugal.

Chelsea telah bertransformasi sejak menunjuk Tuchel sebagai pelatih pada Januari lalu. Namun, City masih menjadi favorit setelah meraih gelar Liga Inggris ketiga mereka dalam empat musim.

Momentum Havertz

Dari jalannya pertandingan, City menekan tetapi kesulitan untuk merepotkan Edouard Mendy di gawang Chelsea. Sementara di sisi lain Timo Werner seharusnya melakukan upaya yang lebih baik daripada menembak langsung ke arah Ederson di menit ke-14.

Chelsea kemudian dilanda cedera saat Thiago Silva yang emosional dipaksa keluar lapangan. Andreas Christensen mengambil tempat pemain asal Brasil itu di posisi bek tengah. Chelsea berhasil membuka skor pada menit ke-42. Bola dari Mason Mount membelah pertahanan City, memungkinkan Havertz melewati Ederson dan menembak ke gawang kosong.

Setelah gol itu, City harus mendobrak pertahanan Chelsea yang luar biasa semenjak diambil alih Tuchel. Namun, City harus kehilangan De Bruyne tepat sebelum laga berlangsung satu jam. Pemain asal Belgia itu bertabrakan dengan Antonio Ruediger yang tampaknya membuatnya gegar otak.

Dia menangis dan Guardiola malah memainkan Sergio Aguero untuk tahap terakhir. Aguero yang akan hengkang ke Barcelona gagal menyamakan kedudukan.

Satu dekade setelah kemenangan terakhirnya di kompetisi Eropa, tidak ada trofi yang ketiga untuk Guardiola. Dia tetap terpaut satu trofi dari pelatih dengan kemenangan terbanyak di kompetisi itu, yang dipegang bersama oleh Bob Paisley, Carlo Ancelotti dan Zinedine Zidane. ben/AFP/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Benny Mudesta Putra

Komentar

Komentar
()

Top