Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Charles Bonar Sirait Tertarik Teliti Cara Komunikasi Politisi dan Milenial di Indonesia

Foto : KORAN JAKARTA/TEGUH RAHARDJO
A   A   A   Pengaturan Font

Salah berkomunikasi bisa berujung salah paham. Kondisi inilah yang menurut Charles Bonar Sirait banyak ditemui di Indonesia untuk kondisi saat ini. Bukan hanya di kalangan masyarakat biasa, namun juga menghinggapi pimpinan dan pejabat tinggi negara.

"Persoalan bangsa kita ini menurut saya dimulai dari persoalan salah komunikasi. Hiruk pikuk miskomunikasi pemimpin atau pejabat tinggi, menurut saya tidak bisa lepas dari lingkungan terkecil dia, yakni keluarga.

Sebab komunikasi di pekerjaan atau di masyarakat itu cerminan dari komunikasi dia di lingkungan keluarganya. Saya belum meneliti ini tapi dugaan kuat saya , komunikasi keluarga erat kaitannya dengan cara dia berkomunikasi di masyarakat," ujar aktris dan presenter kawakan ini di Bandung, akhir pekan kemarin.

Menurutnya penggunaan gadget terutama oleh milenial juga sedikit banyak berdampak pada cara berkomunikasi. Komunikasi jarang menggunakan tatap muka karena cukup dengan media sosial. Padahal menurutnya komunikasi di medsos tidak bisa efektif apalagi jika tidak saling mengenal dengan baik. "Kita sering lihat saling hujat, nyinyir di medsos. Itu komunikasi yang gagal.

Sebab tujuan berkomunikasi adalah untuk saling mengerti, bukan untuk menang-menangan. Masalahnya banyak saat ini milenial yang sudah bekerja dan membawa gaya berkomunikasi yang salah itu ke lingkungan kerja. Akhirnya akan berpengaruh pada lingkungan kerja," ujarnya.

Charles yang saat ini sedang menyelesaikan doktoral di salah satu universitas di Jakarta itu bahkan mengatakan internet di luar negeri digunakan untuk riset dan penelitian, berbeda dengan di Indonesia saat ini justru menjadikan internet untuk menghancurkan orang lain. "Saya tidak mengerti dengan kondisi di Indonesia saat ini. Tidak usah cari siapa yang salah, tetapi ayo kita kembali luruskan cara berkomunikasi yang sehat," katanya. Kondisi itulah yang membuatnya hingga sampai hari ini masih sangat tertarik dengan ilmu komunikasi.

Sehingga saat ini pun ia masih berusaha untuk menyelesaikan program doktoral ilmu komunikasi di salah satu universitas di Jakarta. tgh/S-2


Redaktur : Sriyono

Komentar

Komentar
()

Top