Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PREDIKSI RUPIAH

Cermati Pergerakan "Yield" Ogligasi AS

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Fluktuasi imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) masih menjadi perhatian utama pelaku pasar uang. Karenanya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya apabila yield US Treasury 10 years kembali melonjak.

Seperti diketahui, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (21/4) sore, ditutup melemah, seiring kekhawatiran pasar terhadap naiknya kasus Covid-19. Rupiah ditutup melemah 32 poin atau 0,22 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.530 rupiah per dollar AS.

"Pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh kekhawatiran kenaikan penularan Covid-19 baik secara global maupun domestik," kata Pengamat Pasar Uang Bank Woori Saudara Indonesia Rully Nova di Jakarta, Rabu (21/4).

Permintaan pada aset aman meningkat setelah aksi ambil untung di bursa Wall Street. Bursa saham AS ditutup melemah untuk hari kedua berturut-turut pada Selasa (20/4) kemarin, di tengah lonjakan kasus Covid-19 secara global yang membayangi serangkaian laporan keuangan perusahaan yang solid.

"Ditambah lagi setelah BI merilis proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini yang lebih rendah dari proyeksi sebelumnya," ujar Rully.

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan 2021 akan berada pada kisaran 4,1 persen sampai 5,1 persen, lebih rendah dibandingkan perkiraan bank sentral sebelumnya 4,3 persen sampai 5,3 persen.

Indeks dollar saat ini berada di level 91,37, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya di level 91,24. Sementara imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun meningkat ke posisi 1,575 persen dari posisi penutupan sebelumnya 1,562 persen.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top