Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesehatan Masyarakat

Cegah "Stunting" sejak Ibu Hamil

Foto : koran jakarta/ eko sugiarto putro
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Perlu adanya perubahan perilaku orang tua dan keluarga dalam pencegahan pengkerdilan atau stunting pada anak. Pencegahan mesti dilakukan sejak bayi masih dalam kandungan.

"Perlu ada perubahan perilaku dari orang tua pada saat hamil dan keluarga serta pola asuh pada anak dengan cara asah, asih, dan asuh," kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, di Jakarta, Jumat (30/8).

Selain itu, tambahnya, juga perlu didukung kebijakan implementasi lintas sektor, dari pemerintah daerah dan kementerian dan lembaga terkait.

Ia mengatakan terdapat pilar-pilar yang menjadi dasar strategi nasional percepatan pencegahan stunting yakni komitmen dan visi kepemimpinan, kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku serta konvergensi. Selain itu, harus ada koordinasi dan konsolidasi program antara pemangku kebijakan terkait gizi dan ketahanan pangan serta melakukan pemantauan dan evaluasi.

Mantan Bupati Kulonprogo, Yogyakarta, itu menambahkan, saat dirinya menjadi bupati juga fokus terhadap penurunan angka stunting. Program-program yang ia lakukan mulai dari meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit sampai membuat beberapa aturan terintegerasi.

"Waktu itu, saya membangun Kulonprogo sebagai kawasan tanpa rokok, dan memberikan bantuan pangan nontunai untuk orang miskin. Kemudian melakukan langkah-langkah teknis, di antaranya menyusun peraturan bupati tentang penanggulangan stunting yang terintegrasi, dan menyusun rencana aksi daerah," jelasnya.

Perilaku Masyarakat

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Kesehatan (Menkes), Nila F Moeloek, mengatakan stunting sangat berkaitan dengan perilaku masyarakat dan pola asuh karena terdapat gangguan pertumbuhan fisik dan pertumbuhan otak pada anak.

Menurutnya, anak stunting dapat terjadi dalam 1.000 hari pertama kelahiran. Selain itu juga dipengaruhi banyak faktor, di antaranya sosial ekonomi, asupan makanan, infeksi, status gizi ibu, penyakit menular, kekurangan mikronutrien, dan lingkungan.

Maka dari itu, ia menekankan tugas pemerintah adalah mengubah perilaku masyarakat dan pola asuh menjadi lebih baik, memberi ASI yang baik, dan menerapkan pola hidup sehat. Menurutnya, intervensi langsung kepada masyarakat harus dilakukan melalui penguatan fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes) dan SDM kesehatan. ruf/E-3

Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top