Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Cegah Pendarahan Ibu Saat Melahirkan dengan Edukasi Bidan

Foto : istimewa

Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia & Peneliti Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada. dr. R. Detty Siti Nurdiati Z, MPH., Ph.D., Sp.OG (K), menyampaikan materi dalam konferensi pers edukasi dengan tema Bidan Sebagai Aktor Utama Pencegahan dan Tatalaksana Perdarahan Pascapersalinan di Jakarta Selasa (13/8).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indonesia sedang menghadapi tantangan serius dalamkesehatan ibu. Hal ditandai dengan tingginya angka kematian ibu saat melahirkan, dengan angka mencapai 189 kematian per 100.000 kelahiran hidup, menempatkan Indonesia pada peringkat kedua tertinggi di ASEAN.

Penyebab utama kematian ibu di Indonesia saat melahirkan adalah perdarahan. Kondisi ini seringkali dipicu oleh anemia atau kekurangan darah, akibat kekurangan zat besi membuat tubuh tidak mampu menghasilkan hemoglobin (Hb). ·

Untuk mencegahnya, para bidan sebagai garda depan dalam menjaga kesehatan ibu dan anak bak perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang tepat. Mereka dinilai sering menjadi satu-satunya tenaga kesehatan yang dapat diakses oleh banyak perempuan, terutama di daerah-daerah terpencil.

Untuk mengatasi masalah ini, United Nations Population Fund (UNFPA) menggandeng Ikatan Bidan Indonesia (IBI) serta didukung oleh Danone Indonesia menginisiasi rangkaian kegiatan edukasi dengan tema Bidan Sebagai Aktor Utama Pencegahan dan Tatalaksana Perdarahan Pascapersalinan.

"Dengan memberikan pelatihan yang tepat dan dukungan yang memadai, bidan dapat mencegah komplikasi kehamilan, termasuk perdarahan hebat setelah melahirkan," kata Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan - Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia & Peneliti Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada. dr. R. Detty Siti Nurdiati Z, MPH., Ph.D., Sp.OG (K), dalam konferensi pers rencana edukasi tersebut di Jakarta pada hari Selasa (13/8).

Rangkaian edukasi ini bertujuan untuk mendukung dan memperkuat kapasitas para Bidan di Indonesia tentang pentingnya penanganan permasalahan kurangnya zat besi bagi perempuan dan anak untuk mencegah Anemia Defisiensi Besi (ADB). Gangguan ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami remaja perempuan dan ibu hamil.

"Hal tersebut penting dilakukan sebagai upaya untuk memastikan keberlangsungan generasi mendatang yang sehat demi tercapainya Generasi Emas Indonesia 2045," ujar dr. Detty

Penurunan angka kematian ibu dan anak di Indonesia merupakan tugas bersama, terutama bagi lima komponen penting negara yaitu pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media. Kolaborasi pentahelix seperti kegiatan edukasi yang diinisiasi oleh UNFPA bersama dengan IBI dan Danone ini diharapkan menjadi solusi kreatif untuk mengatasi masalah kesehatan ibu yang mendesak.

Oleh karena itu, kolaborasi multi-sektoral menjadi hal yang penting, khususnya memenuhi peran industri dalam memerangi anemia, yang merupakan faktor risiko signifikan terhadap perdarahan postpartum.

"Pendarahan obstetri pascapersalinan masih menjadi salah satu penyebab kematian terbesar pada ibu pascapersalinan. Setiap persalinan dapat menyebabkan pendarahan. Oleh sebab itu, setiap bidan yang siap menangani persalinan, harus siap juga menangani perdarahan pascapersalinan," tambahnya.

Ia menekankan pentingnya melakukan tindakan preventif seperti skrining faktor risiko, tindakan pencegahan dan penegakan diagnosis sebagai langkah pertama yang krusial dalam mencegah PPH. Dengan melakukan tindakan preventif yang tepat, risiko kematian ibu dapat dikurangi secara signifikan. Beliau juga mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi dalam menurunkan angka PPH di Indonesia.

Investasi pada bidan adalah kunci transformasi sistem kesehatan menuju ketahanan dan inklusivitas. Dengan memperkuat peran bidan, maka dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi, meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Temuan LaporanState of the World's Midwifery(2021) menegaskan bahwa bidan adalah pilar utama dalam sistem kesehatan yang tangguh. Namun, tantangan masih besar. Kesenjangan kualitas pelayanan, terutama di daerah terpencil, serta ancaman seperti perdarahan pascapersalinan (PPH) mengharuskan kita untuk memperkuat sistem pendidikan dan pelatihan bidan, serta meningkatkan akses terhadap fasilitas kesehatan yang memadai.

Jamiliatus Sa'Diyah, seorang bidan dan influencer, menekankan pentingnya dukungan yang memadai bagi para bidan di seluruh Indonesia dalam upaya menurunkan angka kematian, khususnya kematian yang disebabkan perdarahan pascapersalinan pada ibu. Untuk mencapai tujuan ini, perlu memastikan bahwa setiap ibu memiliki akses yang mudah terhadap pelayanan kesehatan berkualitas.

"Bidan perlu mendapatkan pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menangani berbagai kasus kebidanan. Selain kolaborasi dengan ahli medis, dukungan pelatihan dan teknologi kesehatan terbaru juga mendukung para bidan dalam memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat," ungkapnya.

Spesialis Kesehatan Seksual dan Reproduksi UNFPA dr. Sandeep Nanwani, pihaknya telah meluncurkan rangkaian kegiatan edukasi untuk meningkatkan kapasitas para bidan di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali bidan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memberi pelayanan berkualitas, komprehensif, dan berpusat pada pasien.

"Dengan demikian, bidan tidak hanya berperan sebagai tenaga kesehatan, tetapi juga sebagai sosok yang dipercaya dan diandalkan oleh masyarakat," ujarnya.

Direktur Sains Medis Danone Indonesia Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, menjelaskan Danone Indonesia telah melakukan 84 penelitian mengenai berbagai isu kesehatan ibu dan anak, termasuk anemia, stunting, dan malnutrisi. Penelitian-penelitian ini bertujuan untuk menemukan solusi yang efektif dalam mengatasi masalah kesehatan, termasuk isu perdarahan pasca persalinan yang dialami oleh Ibu.

Selain itu,screeninganemia merupakan kunci untuk mengurangi prevalensi anemia, terutama bagi ibu hamil untuk mencegah risiko perdarahan pasca persalinan. Langkahnya meliputi inspeksi fisik dan melihat kecukupan gizi.

"Karena ketika terjadi anemia defisiensi zat besi, maka ibu juga mengalami defisiensi zat gizi mikro yang lain sehingga bisa mengganggu asupan nutrisi ke si Kecil. Hal-hal seperti inilah yang tentu penting untuk terus diedukasi oleh para Bidan, agar para Ibu bisa memahami pentingnya pencegahan dan risiko anemia," paparnya.

Danone Indonesia kada dr. Ray juga aktif melakukan kolaborasi dengan organisasi profesi tenaga kesehatan, terutama dalam memberi edukasi kepada para tenaga kesehatan, termasuk tentang pentingnya screening anemia. Dengan demikian, tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top