
Cegah Obesitas dengan Membaca Informasi Gizi pada Kemasan Produk
Direktur Standardisasi Pangan Olahan, Badan POM Dra Dwiana Andayani, Apt., dalam media workshop “Pahami Bahan Tambahan Pangan yang Aman pada Makanan Kemasan untuk Cegah Obesitas,” di Jakarta pada hari Selasa (4/3).
Foto: Koran Jakarta - Haryo BronoJAKARTA – Obesitas merupakan masalah global yang mengancam kesehatan masyarakat termasuk di Indonesia. Riset Kesehatan Dasar melaporkan, di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terjadi peningkatan obesitas yang cukup signifikan, dari 8 persen pada tahun 2007 menjadi 21,8 persen pada tahun 2018.
Obesitas dapat dicegah dengan menjalani pola hidup sehat sejak dini. Beberapa diantaranya adalah dengan mencermati pola konsumsi Gula Garam dan Lemak (GGL), dan membaca label kemasan pada kemasan pangan olahan dan latihan fisik secara rutin.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan Dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan, perlu disadari bahwa obesitas tidak hanya berdampak pada kesehatan secara fisik tapi juga pada masalah sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah sangat mendukung kolaborasi berbagai pihak dalam menanggulangi kasus obesitas di Indonesia.
“Pemerintah bersama sektor swasta seperti Nutrifood yang secara konsisten menjalankan program edukasi, serta aktif melaporkan perkembangan hasilnya kepada kami. Inisiatif edukasi ini sangat penting, karena literasi gizi merupakan langkah awal dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya obesitas,” ujar dia di Jakarta pada hari Selasa (4/3).
Selain itu, pemerintah juga telah mengambil langkah konkret, di antaranya menerbitkan Panduan Pelaksanaan Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS) tahun 2017 dan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) tentang Pencantuman Informasi Gula, Garam, dan Lemak di Pangan Olahan & Siap Saji.
“Pengendalian obesitas dapat berjalan efektif jika kebijakan pemerintah didukung oleh partisipasi dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat dapat memanfaatkan berbagai fasilitas yang telah disediakan pemerintah untuk mendukung gaya hidup sehat,” paparnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk mengikuti pola hidup sehat yang dikenal dengan konsep CERDIK. Singkatan ini mencakup enam langkah, yaitu Cek kesehatan secara teratur, Enyahkan asap rokok, Rajin berolahraga, Diet seimbang dengan menerapkan konsep Isi Piringku, Istirahat yang cukup, dan Kelola stres dengan baik.
“Dengan menerapkan pola hidup CERDIK, masyarakat Indonesia dapat mencapai kualitas kesehatan yang lebih baik serta mengurangi risiko obesitas,” lanjut Nadia.
Direktur Standardisasi Pangan Olahan, Badan POM Dra Dwiana Andayani, Apt., menjelaskan, banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya membaca label kemasan dengan cermat. Hal ini terutama terkait kandungan gula, garam, dan lemak dalam pangan olahan.
“Oleh karena itu, Badan POM telah menetapkan regulasi yang mewajibkan pencantuman informasi nilai gizi pada kemasan produk,” ucapnya.
Ia menghimbau masyarakat untuk selalu memperhatikan Informasi Nilai Gizi (ING) yang mencantumkan jumlah sajian per kemasan, energi total per sajian, zat gizi utama seperti lemak, lemak jenuh, protein, dan karbohidrat (termasuk gula), serta persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG) per sajian.
“Selain itu, label Front-of-Pack Nutrition Labelling dan pesan kesehatan pada kemasan dapat membantu konsumen dalam memilih produk yang lebih sehat,” ungkapnya.
Sebagaimana ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI, idealnya dalam sehari masyarakat dapat mengonsumsi gula tidak lebih dari 50 gram (setara 4 sendok makan), garam tidak lebih dari 5 gram (setara 1 sendok teh), dan lemak tidak lebih dari 67 gram (setara 5 sendok makan).
“Sebagai upaya untuk mengetahui asupan gula, garam, dan lemak dari pangan olahan kemasan, masyarakat kami ajak untuk lebih cermat dalam membaca label gizi kemasan pangan olahan yang dikonsumsi,” ucapnya.
Masyarakat perlu memperhatikan empat informasi nilai gizi dalam label kemasan. Yaitu jumlah sajian per kemasan, energi total per sajian, zat gizi (lemak, lemak jenuh, protein, karbohidrat (termasuk gula), dan persentase AKG (Angka Kecukupan Gizi) per sajian.
“Dalam rangka upaya promotif dan preventif dalam penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM), penerapan Prinsip Gizi Seimbang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, biasakan membaca Informasi Nilai Gizi sebelum membeli produk makanan atau minuman yang sesuai dengan kebutuhan gizi kita. Cermati dan batasi konsumsi gula, garam dan lemak sehari sesuai dengan anjuran dalam pesan kesehatan,” jelas Dwiana.
Secara khusus mengenai bahan tambahan pangan, Director of Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center, IPB Dr. Puspo Edi Giriwono, STP., Magr, menjelaskan, keamanan merupakan prasyarat penggunaan bahan tambahan pangan. Bahan ini berfungsi untuk menciptakan produk yang lebih sehat, praktis dan nikmat, dan juga lebih aman.
“Kajian keamanan bahan tambahan pangan dilakukan melalui analisis risiko dalam membantu menentukan batas atau dosis penggunaannya,” terangnya.
Pendekatan kajian risiko tersebut meliputi hasil studi toksikologi yang mencakup ”Dose Response” sepanjang hidup model hewannya. Dari hasil ini kajian tersebut, dapat menentukan batasan Acceptable Daily Intake (ADI) yang dijamin keamanannya untuk konsumsi seumur hidup konsumen.
“Pendekatan kajian risiko ini merupakan pendekatan baru dalam membantu pengaturan penggunaan bahan tambahan pangan (BPT) yang bisa digunakan sehingga penggunaannya tidak sia-sia, aman dan melindungi konsumen,” tambahnya.
Penggunaan BTP yang tepat dapat meningkatkan daya saing produk bagi dunia industri yang akan meningkatkan daya saing bangsa di pasar global. Dapat disimpulkan, bahan tambahan pangan boleh digunakan dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan yang berlandaskan kajian ilmiah yang kokoh, sehingga aman dikonsumsi dan tidak perlu khawatir saat mengonsumsi makanan kemasan yang memiliki bahan tambahan pangan.
“Kami percaya bahwa setiap orang berhak hidup sehat dan mendapatkan makanan yang sehat pula. Nutrifood menyediakan pilihan makanan lebih sehat yang bebas dan rendah gula, rendah garam, dan rendah lemak hingga berbagai produk yang telah mendapatkan pelabelan “Pilihan Lebih Sehat” dari BPOM. Mari kita bersama-sama menciptakan perubahan yang positif dalam kesehatan masyarakat Indonesia dengan dimulai dari diri dan keluarga kita sendiri,” tutup Susana.
Bertepatan dengan Hari Obesitas Sedunia pada hari ini, Nutrifood bersama dengan Kementerian Kesehatan RI dan Badan POM mengajak masyarakat meningkatkan literasi nilai gizi pada makanan kemasan dan memahami bahan tambahan pangan pada makanan untuk cegah obesitas.
Head of Strategic Marketing Nutrifood Susana, S.T.P., M.Sc., PD.Eng., mengatakan, Tahun ini Hari Obesitas Sedunia 2025 bertemakan “Changing Systems, Healthier Lives.” Kampanye ini mengajak semua pihak untuk bersama-sama memperhatikan sistem yang memengaruhi obesitas serta mengupayakan penanggulangan obesitas.
“Sistem terkecil dalam masyarakat adalah keluarga, dimana pemahaman atau literasi terhadap nilai gizi harus dimiliki oleh para keluarga termasuk dimulai dari diri sendiri setiap anggotanya,” ujar dia.
Hal inilah yang melatarbelakangi media workshop hari ini. Melalui edukasi, diharapkan keluarga memiliki pemahaman terhadap kandungan nilai gizi dari makanan yang dikonsumsi termasuk kandungan Gula, Garam dan Lemak serta Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang digunakan.”
Lebih lanjut Ibu Susana mengatakan, Nutrifood telah memimpin kampanye #BatasiGGL dan mendapatkan dukungan dari Kementerian Kesehatan RI dan Badan POM RI sejak 2013, untuk memberi edukasi mengenai pentingnya membatasi konsumsi gula, garam, lemak dan membaca label kemasan. Dengan demikian diharapkan semakin banyak orang terhindar dari risiko obesitas yang bisa menyebabkan prediabetes, diabetes dan penyakit tidak menular lainnya.
Berita Trending
- 1 Polresta Cirebon gencarkan patroli skala besar selama Ramadhan
- 2 Negara-negara Gagal Pecahkan Kebuntuan soal Tenggat Waktu Laporan Ikim PBB
- 3 Kota Nusantara Mendorong Investasi Daerah Sekitarnya
- 4 Ini Klasemen Liga 1 Setelah PSM Makassar Tundukkan Madura United
- 5 Pemerintah Kabupaten Bengkayang Mendorong Petani Karet untuk Bangkit Kembali
Berita Terkini
-
Taiwan Sebut AS Tidak Akan Meninggalkan Kawasan Asia-Pasifik
-
Mantan PM Malaysia Ismail Sabri Menjadi Tersangka Kasus Korupsi
-
Audy ‘Comeback’ dengan Rilis Lagu ‘Akhir Kisah Kita’
-
Diskon Tarif Listrik Mampu Menekan Inflasi di Kota Tangerang
-
Pertamina Pastikan Layanan Energi Lancar Selama Ramadan dan Idulfitri