Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Penanganan Wabah I Warga Harus Terus Diingatkan untuk Pakai Masker

Cegah Mutasi Varian Covid-19 dengan Prokes

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Penerapan protokol kesehatan (prokes) di tengah masyarakat harus terus diperkuat demi mencegah mutasi baru virus penyebab Covid-19. Mutasi virus terjadi karena adanya perubahan struktur dan sifat genetik virus.

Demikian dikatakan dokter spesialis paru dari RS Paru Dr HA Rotinsulu Bandung, Qamariah Laila, dalam bincang-bincang kesehatan yang disiarkan di Radio Kesehatan Kemenkes yang diikuti secara daring, di Jakarta, Rabu (2/11).

"Kalau kita mau mengakhiri mutasi dan sebagainya, yang bisa kita lakukan adalah mencegah penularan dan yang bisa mencegah penularan adalah protokol kesehatan," kata Qamariah.

Seperti dikutip dari Antara, mutasi merupakan upaya bagi virus agar bisa menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan sel inangnya. "Virus itu kan harus punya inang sebagai tempat hidup dan dia akan menyesuaikan diri (dengan tempat hidupnya) agar selamat dari kepunahan," jelas dia.

Meski demikian, Qamariah mengatakan virus yang telah bermutasi tidak selalu akan menghasilkan virus yang lebih kuat. Bahkan, virus cenderung akan kehilangan keganasannya sehingga orang yang terinfeksi virus tersebut relatif hanya mengalami gejala ringan.

"Misalnya virus flu burung, mutasi-mutasi virus terus berlanjut agar virusnya tetap hidup walaupun mengorbankan keganasan virus itu sendiri. Jadi memang sudah sifatnya virus seperti itu (bermutasi)," katanya.

Bermutasi Cepat

Menurut Qamariah, virus korona bermutasi dengan cukup cepat. Saat berpindah dari satu individu ke individu lain, virus bisa melakukan mutasi untuk menyesuaikan dengan sel inangnya yang baru. Untuk itu, penerapan protokol kesehatan secara ketat dapat menjadi salah satu upaya mencegah terjadinya mutasi virus korona.

"Sekarang (protokol kesehatan) kita sudah mulai agak melonggar, mulai enggak pakai masker dan sebagainya. Sehingga, selain karena memang sudah sifatnya virus itu mudah menyebar, kita juga memberi peluang untuk penyebaran itu," ujar Qamariah.

Untuk mengatasi mutasi virus penyebab Covid-19 itu sebenarnya sederhana sekali. Kalau setiap orang mengenakan masker, menjaga jarak dengan orang lain, itu akan menyulitkan si virus untuk berpindah dan melakukan proses mutasi.

Dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiater) dari RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM), Irmia Kusumadewi, mengingatkan penyintas Covid-19 berpotensi mengalami kecemasan dengan menunjukkan beberapa gejala.

"Karena penyintas ini kan ketika mengalami Covid-19 cukup lama dirawatnya. Meski ringan, isolasi juga membuat dia terputus hubungannya dengan lingkungan. Jadi, begitu kembali (selesai isolasi), cemas (karena takut tertular lagi)," kata Irmia dalam webinar HUT Ke-103 RSCM dengan tema Mengenal dan Mengatasi Kecemasan pada Penyintas Covid-19, diikuti secara daring dari Jakarta, Rabu.

Irmia menjelaskan gejala kecemasan yang mungkin dialami oleh penyintas Covid-19, di antaranya gejala fisik seperti jantung yang berdebar-debar dan keringat dingin.

Selain itu, lanjut dia, ada perubahan perilaku seperti takut untuk beraktivitas di luar rumah, curiga berlebihan terhadap lingkungan sekitarnya, sangat menjaga jarak dengan orang lain, hingga keinginan untuk mencuci tangan terlalu sering.

"Sebenarnya gejalanya sama dengan kecemasan pada umumnya, tapi isu di dalam pikirannya terkait dengan Covid-19. Jadi berdebar-debarnya sama, gejala lainnya juga sama," kata Irmia.

"Dia selalu khawatir jangan-jangan saya kena Covid-19 lagi. Jangan-jangan saya sudah menularkan Covid-19. Apalagi, saat perawatan mengetahui ada tetangga meninggal karena Covid-19 misalnya. Dia khawatir jangan-jangan akan mengalami seperti itu. Jadi kekhawatirannya berlebihan," lanjut dia.

Untuk mengatasinya, kata Irmia, pasien perlu diajak untuk relaksasi dengan tetap berkegiatan rutin dan melakukan aktivitas lainnya yang bermanfaat agar energi, pikiran, dan perasaan terkuras pada aktivitas tersebut.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top