Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Cegah Kontroversi, Final IBL Dipimpin Wasit Asing

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Wasit asing akan memimpin pertandingan final Indonesia Basketball League (IBL) Pertalite 2017/2018 antara Satria Muda Pertamina melawan Pelita Jaya, 19, 21, dan 22 April mendatang. Rencana penggunaan wasit asing untuk final sebenarnya sudah terpikirkan sejak awal musim lalu. Kontroversi kepemimpinan wasit dalam babak semifinal menguatkan rencana tersebut.

Direktur IBL, Hasan Gozali mengatakan pihaknya belum bisa menyebutkan siapa dan dari negara mana wasit asing yang akan memimpin partai final nanti. "Kami sudah berkirim surat meminta kepada FIBA untuk mengirimkan wasit untuk babak final IBL. Siapa wasit yang ditunjuk kami serahkan pada mereka," kata Hasan Gozali di Jakarta, kemarin.

Hasan tak ingin terjadi lagi kontroversi soal wasit. "Kami tak ingin kemenangan sebuah tim menjadi kontroversi masalah gedung, panpel apalagi soal wasit," kata Hasan.

Dia yakin partai final yang merupakan ulangan final musim lalu bakal berjalan sengit. "Dengan wasit asing yang kita anggap lebih jeli pertandingan akan berlangsung lebih menarik," harapnya.

Sementara itu, baik Satria Muda Pertamina maupun Pelita Jakarta terus berbenah jelang laga partai puncak IBL. Satria Muda akan bertindak sebagai tuan rumah di gim pertama yang akan digelar di Britama Arena, Kelapa Gading, Kamis (19/4). Bertindak sebagai tuan rumah di gim pertama, Satria Muda bertekad meraih kemenangan.

Pasalnya, untuk gim kedua, giliran Pelita Jaya yang bertindak sebagai tuan rumah. Pelita akan menjamu Satria Muda di Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro di Kuningan, pada 21 April.

Dengan format best of three, pertandingan ketiga akan dilangsungkan di tempat yang sama keesokan harinya jika kedua tim berkedudukan sama kuat usai dua gim.

Menurut Ketua Panpel Pertandingan Pelita Jaya Sofie Emilia, persiapan tuan rumah sudah mencapai 90 persen. Panpel terus menitikberatkan faktor kenyamanan penonton. "Sejauh ini sudah hampir 100 persen. Secara fasilitas, lampu, lapangan, ring sudah siap, tinggal AC saja karena kurang dingin jadi kami tambah supaya penonton lebih nyaman saat menonton," kata Sofie di Jakarta, Senin (16/4).

"Paling tidak dinginnya sama dengan Hall A seperti saat test event Asian Games, Februari lalu. Lebih mengantisipasi jika penonton membludak saja," ucapnya lagi.

Selain lapangan, panpel juga berencana mencetak 1.200 tiket. Pihaknya menjual dengan harga 150 ribu rupiah di di www.loket.com secara online. Jika tiket online masih tersisa, tiket baru akan dijual secara langsung di lokasi. "Untuk harga kami ambil yang tengah-tengah dari angka laga pertama di Kelapa Gading. Satria Muda kan harganya dari terkecil 50 ribu sampai 500 ribu rupiah terbesar, jadi kami ambil rata-rata," ucapnya.

"Pertama kalau terlalu murah membludak, kasian penonton nanti tak kebagian tiket. Jadi dengan harga segitu akan lebih selektif. Dan memang hanya satu kelas saja," tambahnya. ion/Ant/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Sriyono, Antara

Komentar

Komentar
()

Top