Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Cegah Kelaparan, FAO: Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam Untungkan Ukraina dan Dunia

Foto : ANTARA/REUTERS/Serhii Smolientsev

Arsip--Kapal curah berbendera Kepulauan Marshall Star Helena meninggalkan pelabuhan laut di Chornomorsk setelah memulai kembali ekspor biji-bijian, di tengah serangan Rusia di Ukraina, Ukraina 7 Agustus 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

Roma - Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) menilai kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang ditengahi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Turki berpengaruh positif dan penting bagi Ukraina serta dunia.

Lebih dari 10 juta ton biji-bijian dari Ukraina telah diekspor ke pasar global, sejak perjanjian itu ditandatangani oleh Rusia, Ukraina, PBB, dan Turki di Istanbul pada Juli lalu.

Kepala ekonom FAO Maximo Torero menyebut pengiriman 10 juta ton biji-bijian dari Ukraina telah membantu negara itu sendiri serta negara lain di dunia.

"Pertama, kesepakatan itu meningkatkan ketersediaan pangan di dunia," kata Torero dalam wawancara eksklusif dengan Anadolu.

Dia menjelaskan bahwa pada 2021, terdapat lebih dari 800 juta orang di dunia yang berisiko kekurangan gizi kronis. Krisis itu semakin diperburuk oleh perang di Ukraina.

Perang meletus pada saat harga pangan sudah meningkat karena jatuhnya ekonomi akibat pandemi COVID-19, sehingga berhentinya ekspor biji-bijian dari Ukraina mengakibatkan harga pangan semakin melambung dan memperbesar ancaman malnutrisi global.

Torero mengatakan kesepakatan biji-bijian Ukraina mencapai tujuan penting dengan mengatasi situasi yang suram ini.

Hasil penting lainnya dari kesepakatan itu, kata dia, adalah memastikan para petani di Ukraina mendapat penghasilan.

Kesepakatan tersebut juga memungkinkan Ukraina mengosongkan kapasitas penyimpanan biji-bijian yang sudah penuh, agar dapat digunakan untuk menampung hasil panen baru, ujar Torero.

Masa berlaku kesepakatan biji-bijian Laut Hitam telah diperpanjang selama 120 hari pekan lalu, lagi-lagi melalui upaya mediasi oleh PBB dan Turki.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top