Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Cegah Jatuh Korban, BMKG Beri Tips Cara Lindungi Diri Saat Terjadi Gempa

Foto : ANTARA/HO

Ilustrasi - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan tips cara melindungi diri apabila terjadi gempa saat berada di dalam atau di luar gedung, bahkan ketika berada di pesisir pantai.

A   A   A   Pengaturan Font

Dalam rangka mengantisipasi bencana dan mencegah jatuh korban, BMKG memberi tips cara melindungi diri saat terjadi gempa.

Manado - Cegah jatuh korban, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan tips cara melindungi diri apabila terjadi gempa saat berada di dalam atau di luar gedung bahkan sementara berada di pesisir pantai.

"Wilayah Sulawesi Utara adalah wilayah yang rawan gempa bumi, harus tetap waspada dan kemudian membangun kesiapsiagaan secara mandiri. Harus dilatih apa yang harus dilakukan, bagaimana cara melindungi diri ketika berada dalam ruangan atau gedung, atau bagaimana cara menyelamatkan diri bila ada gempa yang berpotensi tsunami," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Manado, Edward Henrry Mengko di Manado, Selasa.

Apabila berada di dalam gedung dan merasakan gempa yang cukup signifikan sementara letak pintu cukup jauh, langkah penyelamatan diri yang bisa dilakukan adalah masuk ke kolong meja atau kursi.

Bila tidak ada kursi atau meja untuk berlindung, lindungi kepala dan leher dengan benda misalnya tas atau buku, atau berlindung di sudut ruangan.

"Apabila guncangan gempa sudah berhenti barulah menuju pintu keluar. Apabila sudah berada di luar ruangan kemudian terjadi gempa susulan, segeralah merunduk, jangan berdiri karena berpotensi jatuh karena guncangan," ujarnya.

Selain itu, Edward menyarankan untuk tidak berdiri dekat dengan tiang listrik, pohon, atau bangunan karena berpotensi tertimpa reruntuhan.

Bagaimana bila saat berada di pesisir pantai kemudian terjadi guncangan gempa?

"Langkah yang harus kita lakukan adalah memantau informasi apakah gempa bumi ini potensi tsunami atau tidak," ujarnya.

Apabila merasakan guncangan gempa kuat dengan durasi sekitar 20-30 detik, segeralah melakukan tindakan penyelamatan diri mandiri, istilahnya evakuasi mandiri.

Segeralah naik ke tempat yang tinggi seperti bukit atau gedung yang cukup kokoh, setelah itu carilah informasi apakah berpotensi tsunami atau tidak.

Apabila tidak berpotensi tsunami, masyarakat bisa melakukan aktivitas secara normal namun tetap menghindari bangunan berpotensi runtuh.

Kemudian, jika kita berada di tepian pantai dan menerima informasi peringatan dini tsunami BMKG, haruslah memahami tiga tingkatan peringatan dini yang dikeluarkan.

Status waspada ketika tinggi gelombang berada antara 0 - 0,5 meter, status siaga tinggi gelombang antara 0,5 - 3,0 meter, sementara status awas bila tinggi gelombang berada di atas tiga meter.

"Kalau berada di status waspada, kita tak perlu lakukan evakuasi, namun tidak berdiri di tepi pantai atau sungai. Tapi apabila peringatan dini siaga atau awas, maka wajib dilakukan evakuasi," katanya menambahkan.

Kuncinya adalah harus melatih kesiapsiagaan karena berada di daerah rawan gempa, jika sudah dilatih, maka sudah tahu apa yang harus dilakukan, katanya.

Sulawesi Utara berada sekitar tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Laut Maluku yang letaknya berada di perairan laut antara Sulawesi Utara dan Maluku Utara terus memanjang sampai ke Talaud.

Berikutnya, di lengan utara Sulawesi berada lempeng Laut Sulawesi, sementara di timur laut Talaud sampai bagian utara pulau Halmahera ada yang namanya lempeng laut Filipina.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top