Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Capres Gandeng ‘Influencer’ untuk Raih Dukungan Politik, Apa Risikonya?

Foto : The Conversation/Shutterstock/Rawpixel.com

Ilustrasi influencer di media sosial.

A   A   A   Pengaturan Font

Keberadaan influencer dalam politik saat ini merefleksikan pergeseran dari kampanye tradisional ke strategi yang lebih terfokus pada media sosial dan pemasaran digital.

Wawan Kurniawan, Universitas Indonesia

Influencer atau pesohor media sosial telah menjadi kekuatan penting dalam lanskap politik modern. Dengan basis pengikut yang besar dan loyal, mereka memiliki kemampuan untuk memengaruhi opini publik. Melalui unggahan mereka yang dirancang sedemikian rupa, influencer ini tidak hanya menyampaikan informasi tetapi juga mengekspresikan pendapat pribadi yang dapat memengaruhi pemikiran dan perilaku pemilih.

Barack Obama adalah salah satu politikus pertama yang memanfaatkan kekuatan media sosial dan influencer secara efektif. Dia menggunakan selebritas dan influencer populer seperti Oprah Winfrey, yang memiliki pengaruh besar di kalangan pemilih Amerika Serikat (AS) untuk menjangkau pemilih muda dan beragam secara demografis. Jokowi pun melakukan hal serupa saat melakukan kampanye.

Terbaru, calon presiden (capres) Prabowo Subianto, menggandeng para influencer kondang, seperti Raffi Ahmad, Rachel Vennya, Ria Ricis, Nagita Slavina, Deddy Corbuzier, dan Atta Halilintar saat peresmian Grha Utama akademi militer (Akmil) di Magelang, Jawa Tengah.

Keberadaan influencer dalam politik saat ini merefleksikan pergeseran dari kampanye tradisional ke strategi yang lebih terfokus pada media sosial dan pemasaran digital. Lalu apa dampak keterlibatan mereka dalam kampanye politik?
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top