Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Persaingan Kandidat

Caleg Dapil DKI II Harus Berusaha Lebih Keras

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Persaingan antara Pasangan Calon (Paslon) Presiden-Wakil Presiden memang menyita perhatian publik. Namun, bukan berarti pertarugan antar Calon Legislatif (Caleg) DPR RI tidak menarik. Jika ditelaah lebih jauh, terdapat beberapa Daerah Pemilihan (Dapil) yang dianggap memiliki persaingan ketat untuk merebut jatah kursi parlemen, salah satunya adalah Dapil DKI Jakarta II, yang mewakili Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Luar Negeri.

Sederet nama ikut bertarung dalam memperebutkan 7 kursi Senayan. Mulai dari politikus senior sekaliber Hidayat Nur Wahid, petahana DPR yang juga artis Okky Asokawati, politikus PDIP Masinton Pasaribu dan Eriko Satorduga, Melani Suharli, hingga politikus pendatang baru Tsamara Amany, serta anak dari Pemilik Lion Air Rusdi Kirana, Davin Kirana.

Jika dilihat lebih dalam, seluruh petahana DPR RI dari Dapil tersebut, kembali ikut bertarung dalam kontestasi perebutan kursi legislatif. Hidayat Nur Wahid dari PKS, Masinton Pasaribu dan Eriko Satorduga dari PDIP, Musthafa Bakri dari Partai Golkar, Lena Maryana dari PPP, Biem Triani Benjamin dari Partai Gerindra, serta Melani Leimena Suharli dari Partai Demokrat.

Berdasarkan survei dari Charta Politica, ketujuh nama tersebut belum sepenuhnya aman. Prediksinya, hanya Caleg dari Partai Gerindra dan PDIP yang aman, serta nama Hidayat Nur Wahid dari PKS. Kedatangan wajah-wajah baru yang populer, serta terjadi pergeseran suara partai, membuat peluang Caleg yang lain semakin kecil.

Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, mengatakan bahwa seluruh Caleg yang ikut dalam kontestasi Pileg 2019 harus bekerja ekstra keras, khususnya yang bertarung dalam 'Dapil neraka.' Ia menilai, jika petahana dan Caleg populer lengah, maka kursi Senayan akan jatuh kepada Caleg yang berusaha lebih keras.

"Dengan persaingan yang sengit pula itu memungkinkan kepada para Caleg untuk berusaha lebih keras karena dalam politik itu dikenal dengan kill or to be killed, membunuh atau dibunuh. Oleh karena itu bagi Caleg yang tidak bergerak, diam saja, walaupun dia populer itu tidak akan terpilih," ujarnya saat dihubungi koran jakarta, Kamis (28/2).

Titik Simpul

Pada Dapil DKI Jakarta II ini, jelas Ujang, para Caleg harus tepat sasaran dalam berkampanye, dan menemukan titiktitik simpul masyarakat yang lebih banyak, karena melihat tren politik saat ini tingkat keterkenalan dan tingkat popularitas tidak berbanding lurus dengan tingkat elektabilitas Caleg.

"Walaupun dia incumbent, artis, tokoh terkenal, tetapi belum tentu terpilih jika memang dia tidak turun, tidak bergerak, dan tidak menyapa masyarakat," tandasnya.

Menurut Ujang, ada peluang potensial bagi para Caleg Dapil DKI Jakarta II untuk menggarap pemilih di Luar Negeri. Ia mengatakan selama ini banyak Caleg yang malas berkampanye di Luar Negeri, padahal ada banyak suara yang bisa diperebutkan untuk mengeruk suara, terutama untuk mendengar kesejahteraan WNI di Luar Negeri.

Sementara itu dihubungi terpisah, Politikus PKS yang juga Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, mengatakan optimis dirinya akan terpilih kembali. Pengalaman dirinya selama berada di lembaga legislatif, tidak membuat Hidayat gentar menghadapi Calegcaleg populer. Menurutnya, warga dari Dapil DKI Jakarta II sudah cerdas dalam urusan memilih wakilnya. tri/AR-3

Komentar

Komentar
()

Top