Butuh Terobosan Besar Akhiri Pelemahan Rupiah
Adapun solusi jangka panjangnya adalah dengan membangun industri secara serius agar bisa menciptakan produk daya saingnya tinggi sehingga industri ini mampu memenuhi kebutuhan domestik dan pasar ekspor.
"Hal ini bisa mengurangi impor dan menaikkan ekspor sehingga meningkatkan devisa negara," ungkap Esther.
Seperti diketahui, ekonomi global masih dihantui suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Fed Fund Rate (FFR) yang tinggi. Ini diperkirakan dipertahankan dalam jangka waktu lama atau higher for longer.
Nilai tukar rupiah terdepresiasi hingga sempat menyentuh posisi 16.260 rupiah per dollar AS, terlemah sejak 2020. Menyikapi keadaan tersebut, Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada April 2024 menaikkan suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 bps (basis points) mencapai 6,25 persen untuk menjaga stabilitas pasar keuangan domestik.
Sementara itu, Manajer Riset Seknas Fitra Badiul Hadi menuturkan, sepertinya pemerintah AS sengaja tidak segera mengumumkan inflasi terbaru untuk melihat respons perekonomian global.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya