Butuh Keseriusan Pelaku Industri
Sektor industri sebagai pengguna terbesar energi meliputi industri makanan dan minuman, pupuk dan kimia, serta semen sehingga menghasilkan emisi sangat besar.
JAKARTA - Upaya transisi energi diharapkan bukan hanya sekadar pencitraan saja, melainkan harus terealisasi secara signifikan. Sebab, terjadinya perubahan iklim karena meningkatnya konsentrasi gas karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya telah meluas. Karena itu, transisi di sektor manufaktur harus benar-benar berjalan.
Di sisi lain, pelaku usaha yang tergabung dalam Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia dinilai masih normatif dalam mendorong transisi energi ini. Mereka belum menyampaikan rencana konkret soal target dan rencana kerja mereka khusus untuk sektor energi baru dan terbarukan (EBT)
Peneliti Keuangan Iklim dan Energi Perkumpulan Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER), Siti Shara, menegaskan sektor industri sebagai pengguna terbesar energi, meliputi industri makanan dan minuman, pupuk dan kimia, dan semen. Karena itu, industri tersebut menghasilkan emisi sangat besar.
Di Indonesia, batu bara paling banyak digunakan dibandingkan sumber energi lainnya. Penggunaan batu bara mencapai 38 persen dari total energi nasional pada 2021. "Peralihan ke energi terbarukan oleh industri hendaknya dilakukan secara signifikan, bukan sebatas green washing. Perusahaan yang belum melakukan transisi ke energi terbarukan kian memiliki risiko tinggi terhadap citra produknya," tegasnya di Jakarta, Senin (21/3).
Perkumpulan AEER mencatat transisi ini terjadi di beragam sektor. Dalam sektor makanan dan minuman, Danone-Aqua (Danone Indonesia) sebagai perusahaan minuman terbesar di Indonesia telah membangun empat PLTS Atap sepanjang 2018-2021.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya