Button Ikuti Hamilton ke Musim Perdana Extreme E

LONDON - Mantan juara dunia Formula 1, Jenson Button, bergabung dengan Lewis Hamilton dan Nico Rosberg, membalap pada musim perdana Extreme E. Button juga akan berada di belakang kemudi seperti halnya dengan para juara dunia Formula 1 tersebut.

Pengumuman itu menyusul pengungkapan pebalap Inggris berusia 41 tahun itu sebagai penasihat senior untuk mantan tim Formula 1, Williams, pekan lalu.

Pebalap di Extreme E akan berlomba dengan mobil SUV listrik pada lima lingkungan ekstrim di seluruh dunia.

Balapan itu untuk menyoroti dampak perubahan iklim dan aktivitas manusia pada beberapa lokasi paling terpencil di dunia.

Tujuannya juga untuk mempromosikan keberlanjutan dan adopsi kendaraan listrik. Tim akan menampilkan satu pebalap pria dan satu wanita.

"Saya senang mengumumkan bahwa saya akan bergabung dengan Extreme E untuk musim perdana mereka dengan tim saya jbxracing. Tidak sabar lagi untuk menjajal mobil Extreme E," demikian cuit Button, yang menjuarai F1 pada 2009 bersama tim Brawn GP, di akun Twitter-nya, Senin (25/1) waktu setempat.

"Di Extreme E, mereka telah menciptakan produk yang akan menawarkan balap kelas satu dan hiburan kepada para penggemar, tetapi juga berfungsi untuk menyoroti dampak perubahan iklim," sambungnya.

Extreme E digagas oleh Alejandro Agag, pendiri dari ajang balap mobil elektrik Formula E, dan akan memulai kampanye perdana mereka dengan balapan pembuka di Arab Saudi pada 3-4 April, mundur dari jadwal semula yaitu 20-21 Maret.

Bekas kapal pos Royal Mail Inggris akan digunakan untuk memindahkan mobil para peserta dan logistik ke lokasi balapan.

Untuk meminimalkan dampak lingkungan, balapan itu tidak akan terbuka untuk penonton.

Seri ini juga akan menyinggahi Senegal, Greenland, hutan hujan tropis Brasil hingga gletser di Tierra del Fuego, Argentina.

Nama-nama terkenal lainnya yang terlibat dalam Extreme E termasuk juara reli dunia Sebastien Loeb dan Carlos Sainz serta Jamie Chadwick, yang memenangkan Seri W wanita pertama pada tahun 2019. n ben/AFP/S-2

istimewa