Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Pengelolaan Keuangan I Pemerintah Jangan Mau Kalah sama Obligor

Bunga Obligasi Rekap BLBI Terus Melambungkan Utang Negara

Foto : Sumber: Kementerian Keuangan - KORAN JAKARTA/ONES

SUROSO IMAM ZADJULI Pakar Ekonomi dari Universitas Airlangga Surabaya - Kita tidak perlu menambah utang lagi untuk membayar sesuatu yang tidak produktif seperti obligasi rekap BLBI. Justru penerima BLBI yang harus diusut, termasuk yang sudah mendapat Surat Keterangan Lunas.

A   A   A   Pengaturan Font

Menanggapi melambungnya utang tersebut, Pakar Ekonomi dari Universitas Airlangga Surabaya, Suroso Imam Zadjuli, mengatakan tanggungan utang terkait obligasi rekap BLBI semakin menyusahkan masyarakat yang sudah terbebani dengan berbagai kenaikan pajak di saat daya beli menurun.

"Policy utang kita keliru, harus berani tidak berutang, kalau memang alasannya untuk pembangunan, bisa meniru skema yang dilakukan negara lain lewat Build Operate Transfer (BOT). Walaupun dengan alasan utang masih dalam toleransi rasio, itu tetap tidak bisa karena terkait berbagai faktor ekonomi yang lain, seperti inflasi, daya beli sedang turun, PHK karena pandemi dan ledakan jumlah penduduk yang tak disertai ketersediaan lapangan kerja," kata Suroso.

Apalagi saat rakyat kecil semakin sulit karena harga kebutuhan pokok yang makin mahal, pajak PBB di setiap daerah naik ditambah kenaikan harga bahan bakar. "Kita tidak perlu menambah utang lagi untuk membayar sesuatu yang tidak produktif seperti obligasi rekap BLBI. Justru penerima BLBI yang harus diusut, termasuk yang sudah mendapat Surat Keterangan Lunas," pungkas Suroso.

Berlarut-larut

Dihubungi terpisah, Peneliti Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, mengatakan utang semakin meningkat terutama di tengah pandemi. Sebab itu, pemerintah harus mengambil langkah tegas untuk mengurangi beban utang.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top