BUMN Pangan Harus Hasilkan Benih Tahan Cuaca Esktrem
Inovasi di bidang perbenihan harus dipacu guna menghasilkan benih unggul tahan cuaca ekstrem guna mengantisipasi risiko krisis pangan ke depan.
JAKARTA - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pangan didorong menjadi pusat benih terbesar di Indonesia. Dengan cara itu, Indonesia diharapkan bisa menghasilkan benih tahan terhadap cuaca ekstrem di tengah fenomena iklim yang kian menantang, produksi pangan kian terancam.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, mengatakan pemerintah perlu belajar dari masalah penurunan produksi pangan akibat kemarau. Itu pula yang membuat angka impor beras secara besar-besaran dalam dua tahun terakhir.
"Di tengah tantangan iklim ini, pemerintah harus lebih inovatif lahirkan benih yang tahan terhadap cuaca agar kita tidak selalu impor," tegas Esther kepada Koran Jakarta, Selasa (24/9).
Sebagai gambaran, pada 2024, pemerintah berencana mengimpor 3,6 juta ton beras atau meningkat dari tahun lalu sebanyak 3,06 juta ton. Angka itu terbesar dalam lima tahun terakhir.
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, mengatakan pemilihan benih merupakan langkah strategis yang sangat menentukan keberhasilan budi daya pertanian. Benih yang berkualitas tinggi menjadi kunci utama mendapatkan hasil panen yang optimal guna mewujudkan swasembada pangan nasional.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya