Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengelolaan Pascapanen I Kementan Siapkan 900 Ribu “Dryer” sehingga Kualitas Jagung Terjaga

Bulog Serap Jagung Petani

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Dengan menggunakan pinjaman perbankan, Bulog akan membeli jagung petani untuk dijadikan stok penyangga mengantisipasi penurunan hasil panen pada Oktober mendatang.

JAKARTA - Perum Bulog akan menyerap jagung hasil produksi petani, menyusul panen raya yang digelar selama empat bulan pertama tahun ini. Kemampuan serapan Bulog tentu akan disesuaikan dengan kapasitas tampung lembaga stabilisator pangan tersebut serta sesuai dengan kebutuhan termasuk menyiapkan khusus untuk cadangan peternak.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, menyampaikan akan menyiapkan ruang untuk menyimpan jagung lokal. Nantinya, jagung yang disimpan itu akan menjadi stok penyangga mengantisipasi penurunan hasil panen pada Oktober mendatang.

"Kami akan menyiapkan gudangnya dan menghitung berapa kemampuan kita. Adapun harganya nanti tentu tidak akan merugikan petani," ungkapnya usai menggelar rapat koordinasi terkait jagung di Jakarta, Selasa (22/1) petang.

Pria yang kerap disapa Buwas tersebut mengaku sudah meninjau beberapa daerah untuk penyerapan awal, meliputi Garut, Tasikmalaya, Ciamis sampai dengan daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Serapan nantinya dilakukan sesuai dengan dengan pola tanam setiap wilayah.

Terkait impor jagung yang ditugaskan kepada Bulog, Buwas menegaskan lembaga tersebut akan sangat berhati-hati menjalankan fungsinya. Bulog akan mengimpor berdasarkan pesanan dan kebutuhan pengguna.

"Kami tidak akan menjualnya di pasar bebas dan sangat selektif dalam mendistribusikannya. Bulog tidak menghendaki impor yang dilakukan merugikan petani jagung. Itu sesuai dengan komitmen kami menyerap jagung lokal," tegas Buwas.

Khusus berkenaan dengan anggarannya, Buwas mengungkapkan Bulog tidak memiliki alokasi khusus untuk program serapan jagung. Bulog akan mengandalkan pinjaman perbankan untuk menjalankan tugas tersebut. Dibandingkan program serapan gabah/ beras, perseroan mencadangkan dana sebesar 10 triliun rupiah sepanjang 2019.

Seperti diketahui, Bulog ditugaskan menyerap jagung petani, sesuai keputusan rapat koordinasi di tingkat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomia, beberapa waktu lalu. Dalam penyerapannya, Bulog harus mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 58 Tahun 2018 yang menetapkan harga acuan pembelian jagung di tingkat petani sebesar 3.150 rupiah per kilogram (kg) dan di tingkat pabrik pakan sebesar 4.000 rupiah per kg.

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengatakan mengantisipasi panen jagung, Kementan menyiapkan 900 ribu dryer atau alat pengering sehingga kualitas jagung tidak rusak saat musim hujan. Kementan memperkirakan produksi selama panen raya ditaksir mencapai 10 juta ton dan tersebar di 18 daerah.

Amran menegaskan dilakukan stok untuk jagung mengikuti pola yang berlaku pada beras. Jagung disimpan mengantispasi musim paceklik, supaya persoalan yang terjadi tahun lalu tidak terulang. "Kita serap saat panen raya di Februari-April supaya ketika musim produksi turun stok tetap ada," kata Amran.

Pengecekan Langsung

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution, di Jakarta, Rabu (23/1), mengatakan telah menginstruksikan Kementerian BUMN mengecek secara langsung panen jagung di lapangan. Pengecekan untuk memastikan panennya di wilayah mana saja untuk disesuaikan dengan laporan Kementan.

Pengecekan dilakukan mengingat panen awal tahun bersamaan dengan masuknya jagung impor yang baru diputuskan 30 ribu ton pada Januari ini. Sebelumnya juga pada November 2018 pemerintah juga sudah memutuskan impor jagung sebanyak 100 ribu ton. Dari total impor 74 ribu ton sudah siap untuk dijual. "Nantinya, pengecekan itu akan disampaikan pula kepada menteri terkait," tutup Darmin. ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top