Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Bulog Diminta Perkuat Jaringan dalam Penyerapan Gabah Petani

Foto : ANTARA/HO-Humas Kementan

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono memberi sambutan di sela penandatanganan nota kesepahaman antara Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi bersama Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia Sutarto Alimoeso di Jakarta, Rabu (31/7/2024).

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono berharap agar Perum Bulog memperkuat jaringan melalui kantor wilayah di seluruh Indonesia dalam penyerapan gabah petani, demi tersedianya stok pangan pemerintah.

"Mohon kepada Bulog yang jaringannya ada di mana-mana, kami mohon betul-betul, (penyerapan dalam negeri) jangan nambah 1000 ton. (Kalau bisa) 1 juta ton, minimal 600 ribu ton," kata Sudaryono dalam keterangan di Jakarta, Rabu (31/7).

Sudaryono menyampaikan hal itu di sela menghadiri menghadiri penandatanganan nota kesepahaman antara Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi dan Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso, sebagai upaya meningkatkan pasokan pangan di dalam negeri.

Menurut Wamentan dengan adanya sinergi tersebut, maka peran Bulog sebagai BUMN di bidang pangan bisa memaksimalkan dalam penyerapan beras lokal melalui kantor wilayah yang ada di seluruh Indonesia, dengan begitu bisa menghasilkan hingga 1 juta ton beras atau minimal 600 ribu ton hingga akhir tahun 2024.

Sudaryono juga mengatakan bahwa Perpadi merupakan mitra pemerintah, sehingga dia berharap pula agar asosiasi tersebut bisa membantu pemerintah dalam mengatasi masa sulit akibat fenomena El Nino.

"Perpadi ini adalah mitra pemerintah, tidak boleh main-main. Maksudnya bagaimana? Maksudnya di kala mereka sulit kita bantu, tapi di saat pemerintah butuh bantuan, ya harus (ada). Pertanian ini hulu sampai hilir, harus kompak," ujar Wamentan.

Selain itu, menurutnya Wamentan, sinergi semua pihak sangat penting dalam mengatasi pangan apalagi adanya fenomena kekeringan panjang akibat El Nino.

Dia mengakui bahwa dengan adanya ancaman El Nino dalam beberapa bulan ke depan, diprediksi produksi pangan akan berkurang jika dibiarkan begitu saja. Oleh karena itu, perlu diupayakan cara untuk menambal kekurangan agar tidak terlalu banyak dan, jika memungkinkan, bisa mencukupi kebutuhan.

"Maka bagaimana kita menambal supaya kekurangannya tidak banyak-banyak dan syukur-syukur bisa cukup," ucap Wamentan.

Ia menegaskan bahwa insan pertanian mulai dari hulu hingga hilir ini harus kompak. Artinya, lanjut Sudaryono, bagaimana penyediaan pupuk, bibit dan lainnya.

Lebih lanjut, Wamentan mengatakan bahwa rencana tanam dan persiapan bibit harus dilakukan setahun sebelum masa tanam agar tidak ada kekurangan bibit untuk tahun depan.

"Teori yang kami percaya juga sekarang ini adalah caranya supaya panen banyak, maka lahan untuk panennya harus lebih banyak," ungkapnya.

Ia optimistis, apabila skema tersebut beres, panen yang banyak serta serapan yang banyak oleh Bulog dan swasta diharapkan terjadi, dengan harapan bahwa hilir juga akan berjalan dengan baik.

"Jika itu beres skemanya nantinya, bakal panen banyak dan serapan banyak oleh Bulog dan swasta juga dan kita berharap hilir juga begitu," kata Sudaryono.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menyampaikan bahwa nota kesepahaman yang telah ditandatangani bersama Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso, sebagai upaya meningkatkan pasokan pangan di dalam negeri.

"Ini dalam rangka kerja sama untuk mewujudkan keterpaduan yang sinergi dalam bidang perberasan dan pangan lain," kata Bayu.

Dia menerangkan, Perum Bulog bersinergi dengan Perpadi sebagai landasan untuk melaksanakan kerja sama di bidang perberasan dan pangan lain mulai dari kegiatan di hulu.

"Baik melalui kemitraan on farm, pengolahan, pergudangan, penyaluran atau penjualan beras dan pangan lain, serta penguatan komunikasi publik terkait beras dan pangan," kata Bayu.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top