Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Perubahan Iklim I Para Petani Terus Diedukasi

Budi Daya Sorgum untuk Hadapi El Nino

Foto : ISTIMEWA

SUBUH PRABOWO Direktur Eksekutif DPN HKTI - Hal lain yang menarik dari sorgum adalah cukup ditanam satu kali, tapi bisa panen tiga kali (diratun).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mengedukasi para petani untuk mengembangkan kembali budi daya sorgum atau gandrung sebagai salah satu tanaman pangan alternatif pengganti beras yang cocok menghadapi El Nino.

"Sorgum bisa jadi alternatif pangan selain beras, apalagi karakteristiknya yang tidak butuh banyak air dan bisa dibudidayakan di lahan kritis, karenanya kami di Temu Profesi Pekan Nasional (Penas) ini mengangkat soal budi daya sorgum," kata Direktur Eksekutif DPN HKTI, Subuh Prabowo, dalam keterangan di Jakarta, Selasa (13/6).

Seperti dikutip dari Antara, Subuh yang hadir dalam acara Temu Profesi Penas Petani Nelayan XVI di Padang, Sumatera Barat itu menuturkan, sorgum cocok ditanam di lahan kritis sehingga bisa memanfaatkan lahan kritis yang selama ini dibiarkan begitu saja tak termanfaatkan.

"Hal lain yang menarik dari sorgum adalah cukup ditanam satu kali, tapi bisa panen tiga kali (diratun), karena setelah dipanen dengan dipotong batang akan tumbuh tunas kembali. Ini menguntungkan," ujarnya pula.

Kendati demikian, Subuh menegaskan sorgum bukan untuk menggantikan beras, tapi sebagai alternatif pangan. Jadi, jangan diadu keunggulannya dengan beras.

Dalam kesempatan Temu Profesi HKTI di Penas tersebut, Ketua DPD HKTI Sumatera Barat yang juga Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas, Fery Arlius, menyampaikan sorgum memiliki kemampuan menampung air dan minim penguapan sangat cocok untuk menghadapi El Nino.

Sorgum juga bisa tumbuh dan berkembang baik di lahan kritis, jadi tidak menggantikan padi atau tanaman lain yang sudah tumbuh di lahan subur.

"Budi daya sorgum bisa di dataran rendah hingga dataran tinggi (900 mdpl) dengan penanaman dan pemeliharaan sama seperti tanaman jagung. Sorgum juga adaptif dan tidak memerlukan banyak air, daun dan akarnya bisa menampung banyak air dengan minimal penguapan," katanya lagi.

Manfaat Ekonomi

Wakil Sekjen DPN HKTI dan pembudi daya sorgum, Diana Widiastuti, mengatakan seluruh bagian dari tanaman sorgum memiliki manfaat ekonomi. Bulirnya dibuat untuk pangan alternatif beras, juga pakan ternak. Kemudian daun dan batangnya dijadikan pakan sapi dan kambing. Sedangkan akarnya dapat dimanfaatkan untuk dibuat sapu lantai.

"Semua bagian tanaman sorgum bisa menghasilkan uang, dan cukup sekali menanam untuk 3 kali panen, sangat menjanjikan," ujar Diana.

Diana telah sukses membudidayakan sorgum di lahan 10 hektare di bekas lahan tambang Semen Cibinong (Semen Solusi Bangun Indonesia). Ia juga berinovasi kuliner dari sorgum dengan membuat tepung, cookies, gula cokelat, gula cair, dan ice cream.

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pengembangan tanaman sorgum bisa menjadi lompatan untuk menurunkan tingkat masalah gizi kronis (stunting) di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Moeldoko mengatakan sorgum bisa membantu menekan tingkat stunting di NTT karena sumber alternatif pangan itu mengandung nutrisi seperti protein, serat, vitamin, dan mineral yang dapat membantu kebutuhan gizi pada anak.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun telah menginstruksikan agar dilakukannya program diversifikasi pangan, yang salah satunya dengan pengembangan lahan dan hilirisasi sorgum di NTT.

"Jadi pangan tidak hanya berfokus pada jagung. Kedelai, dan beras. Jangan, tetapi ada diversifikasi lain yang bisa kita eksploitasi. Sorgum, yang kedua sagu. Ini juga bisa sangat masif kita gunakan," kata Moeldoko.

Menurut Moeldoko, produksi sorgum harus terus ditingkatkan sebagai bahan pangan alternatif pengganti gandum hingga beras. Penanaman sorgum di lahan tandus dan marginal, dapat memberikan peluang ekonomi baru bagi petani dan masyarakat setempat.

"Semua dari sorgum ini bermanfaat dan punya nilai ekonomi tinggi. Untuk itu pemerintah siapkan off-taker-nya (penjamin pembeli) agar petani lebih semangat menanam sorgum dan bisa hidup sejahtera," kata dia.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top