Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Budaya Patriarki Dinilai Menghambat Pertumbuhan Ekonomi Jepang

Foto : The Conversation/Shutterstock/Siriwat Sriphojaroen

Pemandangan jalanan di Tokyo.

A   A   A   Pengaturan Font

Jepang telah mencoba menerapkan kebijakan yang mendorong kesetaraan gender, tetapi selalu gagal. Norma gender masih tertanam kuat dalam masyarakatnya.

Sarah Parsons, SOAS, University of London

Perekonomian Jepang tengah berada di bawah tekanan, disebabkan mulai dari kenaikan harga energi dan biaya pertahanan sampai dampak pandemi. Menurunnya tingkat kelahiran dan populasi yang menua semakin mengancam keberlanjutan pasar tenaga kerjanya. Sebuah studi tahun 2023 oleh think-tank independen, Recruit Works Institute, memprediksi bahwa Jepang akan kekurangan pasokan tenaga kerja sebesar 3,41 juta orang pada tahun 2030, dan lebih dari 11 juta pada tahun 2040.

Ketidaksetaraan gender menjadi tekanan paling signifikan.

Penelitian menunjukkan bahwa masyarakat dan tenaga kerja yang inklusif gender akan mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi. Namun, Jepang ternyata menunjukkan tingkat kesetaraan gender terendah di antara negara-negara G7.

Berdasarkan Global Gender Report terbaru oleh Forum Kesehatan Ekonomi Dunia, peringkat kesetaraan gender Jepang merosot menjadi salah satu yang terendah, terutama terkait perempuan dalam posisi kepemimpinan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top