Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kerja Sama Institusi

Budaya Jawa dan Islam untuk Kemajuan Bangsa

Foto : DOK IAIN SURAKARTA

SINERGI BERSAMA | Dari kiri, pendiri Rumah Budaya Kratonan, Dr. Agustin Budi Prasetyo, pendiri Yayasan Warna-Warni Nina Tandjung, Rektor IAIN Surakarta, Dr. H. Mudofir, dan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr. H. Syamsul Bakri dalam acara penandangan Mou Kerja sama di Kampus IAIN Surakarta, akhir pekan ini. Kerja sama dijalin dalam bidang pengenbangan Budaya Jawa, seperti mempelajari kitab- Jawa dan dikaitkan dengan filsafat/ ajaran islam.

A   A   A   Pengaturan Font

SURAKARTA -Rektor IAIN Surakarta, Dr H Mudofir, menegaskan pengembangan budaya Jawa sangat sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Apalagi mandat dari IAIN bukan hanya mengembangkan ilmu agama, tapi juga seni. Maka pada saatnya, kita perlu membuat program seni dan budaya.

"Kita berada di posisi yang strategis di pusat budaya Jawa sehingga pengembangan IAIN Surakarta ke depan Islam dan budaya Jawa menjadi bagian dari kurikulum sehingga mahasiswa yang belajar di IAIN Surakarta tidak tercerabut dari akar-akar budaya Jawa," ujar Mudofir usai penandatanganan kerja sama antara IAIN Surakarta dengan Yayasan Warna-Warni pimpinan Nina Akbar Tandjung, di Surakarta, akhir pekan ini.

Dalam penandatanganan MoU yang dihadiri Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Dr H Syamsul Bakri, ini Mudofir berharap ke depan kerja sama ini bisa diwujudkan dalam bentuk pelatihan atau seminar atau menjadi agen sosialisasi tema Islam dan budaya Jawa.

Baca Juga :
Ikuti RDPU

Sementara itu, Nina Tanjung selaku pendiri dan Ketua Umum Yayasan Warna-Warni Indonesia mengatakan yayasan yang didirikan tahun 2000 itu memiliki visi budaya. "Kami berdiri tahun 2000. Sudah kodrat kita Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya. Budaya itu adalah cipta, rasa, dan karsa manusia. Bahwa manusia bertindak berdasarkan pikirannya, kalau pikirannya baik, luas, tidak cupet maka tindakannya juga baik. Salah satu yang menjadi penguat pikiran itu adalah sejarah," demikian paparnya.

Untuk itulah, lanjut Nina, Yayasan Warna-Warni Indonesia memiliki tujuan agar masyarakat senang dengan sejarah, tidak melupakannya. Salah satu cara yang dilakukan Yayasan Warna-Warni Indonesia dalam rangka mengenalkan sejarah pada masyarakat adalah melalui program wisata sejarah.

"Kami ajak masyarakat mengenal sejarah dalam bentuk wisata. Dulu, pertama yang kami ajak adalah sosialita, yang sering ke luar negeri. Jadi, kita punya program tour budaya tiap tahun, diskusi budaya, membuat film dokumenter, kita juga sudah membuat bukuThe House of Solo."

Secara khusus, Nina Tanjung menekankan bahwa saat ini Islam dikonotasikan terbelakang padahal sejarah menunjukkan hal yang berbeda. "Kalau kita buka sejarah Islam, angka nol, Aljabar, Algoritma itu semua produk Islam. Kita juga tidak akan ketemu alat musik piano, ini juga hasil budaya Islam, Alfarabi. Maka melalui kerja sama ini diharapkan dapat mencerahkan wawasan masyarakat kita mengenai sejarah peradaban Islam," tegasnya.sur/AR-3

Komentar

Komentar
()

Top