Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pencak Silat

Budaya Adiluhung Bangsa yang Mendunia

Foto : dok. sekneg
A   A   A   Pengaturan Font

Pencak silat yang notabene merupakan warisan budaya adiluhung bangsa Indonesia merupakan salah satu perwujudan karakter bangsa. Bahkan, seni bela diri ini kini telah dikenal luas hingga mancanegara.

Sebagai sebuah perwujudan karakter bangsa, tak heran bila warisan leluhur tersebut dirasa perlu untuk dijaga dan dirawat bersama.

"Tanpa kesadaran kita untuk menjaga dan merawat seni tradisi pencak silat ini, kita akan kehilangan sebuah karakter. Inilah sebuah karakter bangsa yang harus kita rawat dan jaga bersama-sama," kata Presiden Joko Widodo ketika membuka Kejuaraan Nasional Tingkat Remaja Perguruan Pencak Silat Nasional (Persinas) di Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.

Bagi Presiden, pencak silat merupakan sarana putra bangsa dalam menunjukkan etos kerja dan produktivitas kepada dunia luar. Selain itu, pencak silat juga dapat menumbuhkan semangat berani berkompetisi dan bersaing bagi anak-anak muda. Inilah pendidikan karakter yang memang hendak ditanamkan pemerintah melalui pengembangan sumber daya manusianya.

Bangga Pencapaian PPS Betako MP

Pada kesempatan berbeda, Perguruan Pencak Silat Bela Diri Tangan Kosong (PPS Betako) Merpati Putih (MP) kembali bangkit dan menunjukkan prestasinya.

Setelah delapan tahun vakum dari upaya pembinaan, PPS Betako MP kembali menggelar kejuaraan nasional (kejurnas) demi mendapatkan bibit-bibit atlet pencak silat potensial yang bisa berkontribusi untuk negara.

Kejurnas VI Merpati Putih itu merupakan yang pertama setelah delapan tahun tidak menggelar even untuk para pesilat mereka. Yang mengejutkannya saat menggelar even kejurnas itu, PPS Betako MP berhasil memecahkan rekor dunia dan Muri, yakni memecahkan 1000 batang besi dragon.

Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Abdul Kharis Almasyhari yang sudah menggeluti pecak silat sejak 30 tahun lalu, mengaku bangga akan rekor itu. Menurutnya, silat Merpati Putih pada dasarnya untuk membantu masyarakat.

"Ya kita bangga akan rekor ini. Yang pasti di Merpati Putih itu dikembangkan untuk bisa membantu masyarakat. Seperti dalam menemukan jenazah yang tertimbun longsor di kawasan Bogor oleh TNI," ucap Kharis kepada awak media, setelah acara pembukaan Kejurnas VI Merpati Putih di Pusat Pendidikan Zeni (Pusdikzi) TNI AD, Bogor, Jawa Barat, kemarin.

Bahkan, lanjutnya, silat Merpati Putih dapat membantu tuna netra untuk membaca tulisan.

"Bahkan tuna netra bisa membaca tulisan, bukan dari hasil cetakan braile," tegas Kharis.

Pria yang hobi bersepeda ini mengatakan, bahwa Kejurnas VI Merpati Putih demi upaya pembibitan. Merpati Putih ingin kembali mencari atlet terbaik dari perguruan mereka, untuk disumbangkan kepada negara.

koran jakarta/m fachri

"Dulu mungkin berkabung karena guru besar kami meninggal, kini saatnya untuk kembali mencari yang terbaik lewat seleksi alamiah," ungkap Kharis.

Menurutnya, Merpati Putih pada masa lalu memiliki sejumlah atlet nasional yang berprestasi. Bahkan, ada yang bisa mengharumkan nama bangsa dengan meraih juara dunia.

Selain itu itu, ajang Kejurnas VI Merpati Putih juga dimanfaatkan Merpati Putih untuk membantu korban bencana di Cijeruk. "Kami juga ingin menunjukkan tidak hanya sekedar bisa mematahkan benda keras, tapi juga membantu sesama," tandas Kharis.

Di tempat yang sama, Ketua Umum PPS Betako Merpati Putih, Amos Priono Tri Nugroho mengatakan perguruan bela dirinya selama sewindu mengalami stagnasi.Puncaknya saat Guru Besar Merpati Putih, Poerwoto Hadi Purnomo meninggal pada Mei 2014. "Kondisi Merpati Putih terpuruk, bahkan hampir mengalami perpecahan," kata Amos.

Amos menjelaskan, pelaksanaan Kejurnas VI Merpati Putih merupakan upaya dan kerja keras dari para pengurus Merpati Putih. Amos mengaku salut dengan komitmen para panitia, termasuk salah satunya Ketua Komisi I Abdul Kharis Almasyhari sebagai salah satu senior di Merpati Putih.

"Bagi kami acara kejurnas ini momentum, bukti eksistensi perguruan. Kalau tidak (terealisasi), kami akan jalan di tempat," tandas Amos.

Senior Merpati Putih yang juga perwira di Pusdikzi TNI Kolonel CZI Sapto Widhi Nugroho merasa terhormat karena dipercaya menyediakan tempat untuk kejurnas itu. Apalagi, kejurnas saat ini merupakan simbol kebangkitan kembali Merpati Putih di skala nasional.

"Ini kehormatan dan kebanggaan kami membangkitkan kembali budaya bangsa. Harapan kami muncul lagi bibit level nasional maupun internasional," ujarnya.

Kejurnas VI PPS Betako Merpati Putih dibuka oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan. Kejurnas itu diikuti 561 pesilat dari Sabang sampai Merauke. frn/R-1

Jadi Keluarga Besar MP

Ketua MPR Zulkifli Hasan dikukuhkan menjadi Anggota Persatuan Pencak Silat Merpati Putih. Pengukuhan dipimpin langsung Amos Priono Tri Nugroho.

"Sungguh hari ini di luar dugaan saya, mendapat kehormatan yang luar biasa dari Merpati Putih," ujar Zulkifli Hasan.

Sebagai anggota baru MP maka dalam kesempatan itu pula Zulkifli Hasan menyatakan komitmennya untuk mengabdikan diri bagi perkembangan pencak silat di Indonesia.

Disebut Zulkifli, pencak silat merupakan kebudayaan bangsa untuk itu melestarikan pencak silat merupakan amanat UUD NRI Tahun 1945. "Pasal 32 UUD mengamanatkan pelestarian budaya bangsa," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut Zulkifli Hasan menyebut janji atlet dan janji pesilat sesuai dengan apa yang selama ini disosialisasikan yakni Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

"MP adalah penjaga Pancasila dan NKRI. Saya mengajak MP menjadi pelopor persatuan bangsa," tegasnya.

Dikatakan Amos, Kejurnas digelar untuk mencari bibit atlet berprestasi selain untuk menciptakan jenjang kompetisi prestasi yang sehat dan terukur bagi atlet Merpati Putih mulai dari tingkat cabang, provinsi hingga sampai internasional. frn/R-1

Komentar

Komentar
()

Top