Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

BTN Minta PUPR Merelaksasi Pembangunan Rumah Subsidi

Foto : Istimewa

Direktur Utama Bank BTN, Pahala N Mansyuri

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) terus mendorong Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan relaksasi sejumlah aturan atau persyaratan dalam pembangunan rumah subsidi.

Dengan relaksasi tersebut diharapkan akan memberi kemudahan dan mempercepat pembangunan rumah subsidi oleh pengembang.

Direktur Utama Bank Tabungan Negara, Pahala Nugraha Mansury, mencontohkan aturan yang perlu direlaksasi diantaranya untuk bisa dilakukan akad persetujuan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) bersubsidi itu seperti jalannya harus sudah jadi, listriknya sudah terpasang, atau air bersihnya sudah tersedia.

Padahal untuk melakukan percepatan pembangunan rumah hal tersebut bisa dilakukan secara paralel.

"Kita terus berkomunikasi dengan pengembang supaya bisa mempercepat proses pembangunan rumah dan berdiskusi dengan pihak kementerian PUPR. Karena memang ada beberapa persyaratan khususnya untuk KPR bersubsidi ini agar bisa diberikan kelonggaran," kata Pahala, di Jakarta, Rabu (5/8).

"Yang penting komitmen pengembang itu kuat untuk bisa melakukan hal tersebut dan bisa dibuktikan misal dengan sudah bayar retribusi pemasangan listrik," tambahnya.

Menurut Pahala jika aturan tersebut bisa dilonggarkan maka penyerapan rumah subsidi oleh masyarakat akan lebih besar lagi. Dengan begitu pengembang juga akan bisa terus membangun rumah subsidi.

"Tentu ini akan menggairahkan sektor perumahan yang diharapkan bisa berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional," tegasnya.

Pahala menegaskan, multiplier effect pada kredit kepemilikan rumah cukup tinggi. Karena bukan hanya berimplikasi kepada masyarakat yang membutuhkan adanya perumahan tetapi juga para pengusaha-pengusahanya dan terus sampai nilai tambahnya kepada kontraktor, kemudian penjual bahan bangunan.

"Kita perkirakan ada 177 sektor lainnya yang akan terpengaruh dengan adanya pengembangan dari sektor perumahan," jelasnya.

Hingga Juni 2020, penyaluran kredit dan pembiayaan tumbuh sebesar 0,32 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 251,83 triliun rupiah dari 251,04 triliun rupiah pada semester I-2019.

Menurut Pahala, KPR Subsidi menjadi penyumbang pertumbuhan kredit perseroan secara keseluruhan. KPR Subsidi yang menempati porsi sebesar 45,11 persen dari total portofolio kredit

BTN tersebut tumbuh positif di level 5,84 persen yoy. Per semester I-2020, KPR Subsidi Perseroan naik menjadi 113,61 triliun rupiah dari 107,34 triliun rupiah pada semester I-2019.yni/E-9

Komentar

Komentar
()

Top