Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Bisnis Perbankan

BTN Bantu Pemerintah Wujudkan Rumah bagi Kalangan Bawah

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Greg pada Juli 2023 melakukan akad pembelian rumah barunya di salah satu perumahan subsidi di Daru, Tangerang, Banten. Sebelumnya dia berpindah-pindah tempat tinggal di Jakarta karena belum punya rumah.

Setelah menempati rumah barunya, Greg bersama keluarganya baru bisa lega sebab sudah memiliki tempat tinggal permanen. Greg adalah karyawan swasta di Jakarta. Gajinya tidak besar, hanya sebatas upah minimum regional (UMR). Karenanya, dia harus pintar mengelola keuangannya agar tidak defisit setiap bulannya.

"Sehingga saya lebih memilih rumah subsidi agar saya masih bisa saving untuk kebutuhan keluarga," ungkapnya ketika dihubungi Koran Jakarta, Minggu (7/1).

Bersama beberapa konsumen lainnya, Greg melakukan akad di Bank BTN cabang Karawaci pada 13 Juli lalu. Setiap bulannya dia membayar sekitar sejuta untuk jangka waktu 20 tahun. Dia merasa terbantukan dengan angka seperti itu, apalagi pihak bank tidak terlalu mempersulit selama proses pengajuan kredit.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Esther Sri Astuti mengakui benar yang dikatakan Greg bahwa konsumen merasakan adanya kemudahan pengajuan kredit rumah subsidi di Bank Tabungan Negara (BTN).

Esther mengakui sudah beberapa kali melakukan riset terkait KPR ini. Kata dia, bisnis BTN lebih banyak KPR ketimbang bank tabungan negara. "Kemudian, BTN punya pengalaman di bidang KPR yang lebih lama sehingga brand image sebagai bank KPR di konsumen," ungkap Esther.

Keunggulan lainnya, kata Esther, bunga dan cicilan KPR di BTN lebih stabil nilainya dari pada bank lain yang floating. Lalu, jaringan BTN lebih luas sampai rumah rumah yang subsidi.

Pernyataan Esther memang sesuai data. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) masih mendominasi program pembiayaan subsidi berbasis fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Padahal, sebenarnya ada 39 bank yang ikut serta dalam program subsidi untuk perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) ini.

Namun dalam perjalanannya, sebagian besar bank tersebut tidak total dalam pembiayaan subsidi dan tidak mencapai kuota yang ditetapkan. Jadinya, portfolio BTN dalam pembiayaan FLPP jauh lebih besar dibandingkan dengan akumulasi dari 38 bank lainnya.

Itu tergambar dadi riset Rumah Untuk Semua: Problematika Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah, yang diluncurkan Katadata Insight Center pada Agustus 2022 lalu. Sejak 2010 hingga April 2022, BTN telah menyalurkan pembiayaan FLPP kepada lebih dari 658 ribu rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

BTN bahkan mendominasi sampai 58,4 persen dalam program subsidi yang dimaksudkan agar masyarakat bawah bisa memiliki rumah layak.

Laporan ini menarik sebab dibandingkan bank bank lainnya, BTN ini tergolong lebih kecil dalam hal permodalan. Laporan itu menyebutkan pencapaian tersebut karena BTN memiliki rekam jejak panjang dalam menjalankan mandat penyalur KPR, yaitu sejak 1976.

Esther menegaskan BTN memang memiliki komitmen tinggi dan keberpihakan nyata dalam membantu pemerintah mewujudkan program Sejuta Rumah Rakyat. Peran sentral BTN terangnya sangat menentukan keberhasilan penyaluran FLPP.

Tugas Pemerintah

Salah satu yang menjadi masalah besar di Indonesia ialah backlog perumahan. Jumlah rumah tidak sesuai dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Ini menjadi masalah yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah agar semakin banyak penduduk yang memiliki tempat tinggal layak.

Hanya saja sambung Esther, masalahnya saat ini lebih dari 80 persen masyarakat Indonesia unbanked sehingga kalau mengajukan kredit perumahan, mereka akan ditolak. Hal itu karena mereka juga banyak bekerja di sektor informal.

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Nixon Napitupulu beberapa waktu lalu juga memang sempat menyinggung terkait pekerja sektor informal ini. BTN terangnya memang secara khusus memperhatikan konsumen pekerja sektor informal ini.

Apalagi Bank BTN menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan rumah subsidi baik KPR FLPP maupun KPR Tapera sekitar Rp 182.250 unit dengan nilai mencapai Rp 26,77 triliun. Target Bank BTN tersebut sekitar 80 persen dari total target pemerintah 2023 baik KPR FLPP maupun KPR Tapera yang sekitar 230.000 unit.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top