Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesejahteraan Masyarakat

BRIN Ungkap Tantangan Atasi Kemiskinan Ekstrem

Foto : Koran Jakrta/Muhamad Ma'rup

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, menyebut beberapa tantangan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem. Pada level mikro, Indonesia dihadapkan pada kenaikan harga-harga terutama berbagai komoditas pangan dan energi.

"Ini sebagai akibat dari situasi geopolitik yang berupa yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir," ujar Handoko, dalam Bincang Pembangunan #7, di Jakarta, Rabu (21/9).

Dia menuturkan, level makro mencakup kebijakan menjaga stabilitas inflasi dan harga. Selain itu, harus juga menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, lapangan kerja produktif, dan menjaga iklim investasi.

Dia menambahkan, pada level mikro mencakup kebijakan menurunkan beban pengeluaran dan meningkatkan pendapatan kelompok miskin melalui program ekonomi produktif. Menurutnya, hal tersebut juga menghadapi rintangan yang tidak mudah.

"Khususnya dua isu strategis yang menjadi tantangan pada level mikro adalah akurasi data dan sinergi antar program yang melibatkan berbagai Kementerian," tambahnya.

Lebih lanjut, Handoko mengatakan, Presiden Jokowi menargetkan penghapusan kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen pada 2024. Target itu enam tahun lebih cepat dari target penghapusan kemiskinan ekstrem dalam SDGs.

Dia menjelaskan, berdasarkan data BPS, dalam kurun waktu 2014-2019 proporsi Penduduk miskin ekstrem di Indonesia telah menurun secara signifikan yaitu dari 7,9 persen menjadi 3,7 persen pada tahun 2019. Seiring dengan pandemi Covid-19, proporsi penduduk miskin ekstrem kembali naik menjadi 3,8 persen pada Maret 2020 dan 4,2 persen di September 2020.

"Kembali menurun menjadi 3,79 persen pada September 2021 dan pada tahun 2024 diharapkan dapat mencapai 0 persen," tandasnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top