
BPS Mencatat Deflasi Tahunan Pertama Sejak 2000
Amalia Adininggar W Kepala BPS - Terakhir menurut catatan BPS, deflasi yoy pernah terjadi pada Maret 2000, di mana pada saat itu deflasi sebesar 1,10 persen.
Foto: antaraJakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan bahwa deflasi tahunan yang tercatat sebesar 0,09 persen year-on-year (yoy) pada Februari 2025 merupakan yang pertama kali terjadi sejak deflasi tahunan terakhir tercatat pada Maret 2000.
“Terakhir menurut catatan BPS, deflasi yoy pernah terjadi pada bulan Maret 2000, di mana pada saat itu deflasi sebesar 1,10 persen, di mana deflasi itu disumbang didominasi oleh kelompok bahan makanan,” kata Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Senin (3/3).
Seperti dikutip dari Antara, Amalia mengatakan bahwa deflasi pada Februari 2025 sebagian besar dipengaruhi oleh diskon tarif listrik sebesar 50 persen untuk pemakaian Januari dan Februari 2025 bagi pelanggan PLN dengan daya listrik 2.200 volt ampere (VA) atau lebih rendah yang termasuk dalam komponen harga diatur pemerintah.
Ia menuturkan bahwa komponen harga diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 9,02 persen yoy, sehingga memberikan andil atau kontribusi terhadap nilai deflasi tahunan sebesar 1,77 persen.
Sedangkan dua komponen lainnya, yakni komponen inti dan komponen bergejolak (volatile), masih mengalami inflasi secara tahunan.
Amalia menyatakan bahwa komponen inti masih mengalami inflasi sebesar 2,48 persen yoy, sehingga walaupun secara keseluruhan ekonomi Indonesia mengalami deflasi, tapi daya beli masyarakat masih relatif terjaga.
“Biasanya daya beli itu dikaitkannya dengan komponen inti. Komponen inti ini memberikan andil inflasi terbesar dengan andil (kontribusi) terhadap (nilai) inflasi (tahunan) sebesar 1,58 persen,” ucapnya.
Ia mengatakan bahwa sejumlah komoditas pangan dan tembakau juga masih mengalami inflasi secara tahunan, seperti cabai rawit, bawang putih, kangkung, bawang merah, ikan segar, minyak goreng, kopi bubuk, sigaret kretek tangan , dan sigaret kretek mesin, sehingga menyebabkan inflasi pada komponen harga bergejolak.
Potensi Inflasi
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan tingkat inflasi Indonesia akan kembali meningkat menjadi 2,33 persen pada akhir 2025, naik dari 1,57 persen pada akhir 2024.
Proyeksi ini mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk berakhirnya diskon tarif listrik serta tekanan dari permintaan domestik hingga depresiasi rupiah.
“Karena pemerintah telah membatasi diskon tarif listrik untuk periode dua bulan, kami terus memperkirakan inflasi akan tetap berada dalam kisaran target Bank Indonesia sebesar 1,5 - 3,5 persen pada akhir 2025, kecuali jika kebijakan tersebut diperpanjang untuk seluruh tahun,” kata Josua di Jakarta, Senin.
Josua menjelaskan, deflasi yang terjadi sepanjang awal 2025, terutama hingga Februari, dipengaruhi oleh pemberian diskon tarif listrik.
Data menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) secara year-to-date (ytd) hingga Februari mencatat deflasi sebesar 1,24 persen. Diskon tarif listrik sendiri menyumbang deflasi sebesar 1,47 persen pada Januari dan 0,67 persen pada Februari. Jika tidak memperhitungkan dampak dari kebijakan tersebut, inflasi ytd seharusnya mencapai 0,9 persen.
“Diskon ini tetap menjadi faktor dominan di balik deflasi, dimana diskon listrik terhadap pengguna prabayar sudah terefleksi di Januari yang lalu sementara dampak diskon listrik terhadap pengguna pasca bayar baru terefleksi pada deflasi di Februari 2025. Dengan demikian, indeks harga yang diatur pemerintah (AP) terus mencatat deflasi,” katanya.
Redaktur: Andreas Chaniago
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Polresta Cirebon gencarkan patroli skala besar selama Ramadhan
- 2 Kota Nusantara Mendorong Investasi Daerah Sekitarnya
- 3 Ini Klasemen Liga 1 Setelah PSM Makassar Tundukkan Madura United
- 4 Negara-negara Gagal Pecahkan Kebuntuan soal Tenggat Waktu Laporan Ikim PBB
- 5 Pemerintah Kabupaten Bengkayang Mendorong Petani Karet untuk Bangkit Kembali
Berita Terkini
-
Siti Fauziah Harap DWP Setjen MPR Terus Kembangkan Potensi
-
Ibas Minta Kepala Daerah Perkuat Kolaborasi untuk Kemajuan Indonesia dan Kepentingan Rakyat
-
Pimpinan MPR Dukung Kolaborasi IFC dan Pertamina Hulu Energi untuk Kembangkan Model Bisnis CCS
-
Toleransi antarumat beragama
-
Banjir bandang Puncak Bogor