Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Bos Alibaba Dituduh Lari ke AS Saat Shanghai Lockdown karena Covid-19, Begini Klarifikasinya

Foto : anatara/inc.com

Ilustrasi: Aliaba

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Salah seorang pimpinan raksasa e-dagang Tiongkok Alibaba Group Jia Yangqing memberikan klarifikasi atas tuduhan melarikan diri ke luar negeri saat negaranya sedang parah-parahnya dilanda wabah Covid-19 varian Omicron.

Dia mengaku tidak mengundurkan diri dari perusahaan yang didirikan oleh Jack Ma itu karena perjalanannya dari Shanghai ke Amerika Serikat untuk menemui dokter, tulis Global Times, media terkemuka di Tiongkok, Minggu (17/4).

Di akun Facebook-nya, Jia yang menjabat wakil presiden bidang teknologi Alibaba itu melakukan perjalanan dari Shanghai menuju California, pada tengah malam mengingat situasi di Shanghai.

Pada saat itu Shanghai sedang dikunci wilayah (lockdown) karena penambahan kasus lokal yang sangat signifikan, melampaui penambahan kasus di Wuhan, Provinsi Hubei, saat Covid-19 melanda pada awal 2020.

Unggahan Jia dalam bahasa Inggris di akun Facebook-nya itu tidak hanya dikritik warganet karena dianggap tidak mematuhi kebijakan protokol kesehatan di Shanghai, melainkan juga disoroti lantaran Jia memanfaatkan koneksinya agar bisa lolos terbang ke AS pada tengah malam.

Di unggahannya dia mengaku telah menemukan seorang koneksi yang bisa meloloskannya hingga bisa melewati Kota Shanghai pada pukul 04.00 waktu setempat (03.00 WIB) dengan menggunakan mobil van dan duduk di jok belakang saat melewati pos pemeriksaan polisi.

Postingan Jia di Facebook menjadikan "top trending" di media sosial Tiongkok, terutama Weibo yang mirip dengan Twitter.

Dalam kesempatan lain Jia mengunggah tulisan dalam bahasa Mandarin bahwa warga Tiongkok boleh membeli tiket pesawat dan menuju bandara secara normal selama kepergiannya menggunakan penerbangan internasional dilakukan setelah masa karantina tanpa ada syarat-syarat tertentu.

Menggunakan "koneksi" itu maksudnya meminta bantuan teman menghubungi taksi untuk mengantarkannya ke bandara, demikian Jia meluruskan.

"Statemen berbahasa Inggris itu melecehkan kebijakan pencegahan Covid-19 dan membanggakan diri karena bisa memanfaatkan celah, sedangkan postingan bahasa Mandarin hanya untuk menyamarkan dan membenarkan dirinya sendiri," komentar netizen di Weibo.

Selepas menyelesaikan pendidikan sarjana dan masternya di Tsinghua University, Beijing, Jia berhasil menggondol gelar PhD dari University of California, Berkeley.

Selama menyelesaikan program PhD, dia berhasil menciptakan "source code" Caffe, metode pembelajaran oleh mesin untuk menirukan cara kerja otak manusia, yang selama ini digunakan Microsoft, Yahoo, Nvidia, Adobe, dan lain-lain.

Pada 18 Maret 2019, Alibaba mengumumkan bahwa mantan pakar kecerdasan buatan (AI) Facebook itu bergabung dengan perusahaan yang berkantor pusat di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, sebagai wakil direktur bidang teknologi yang memimpin penelitian dan pengembangan platform komputerisasi mahadata.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top