Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Transformasi Ekonomi | Sekitar 40% Pangsa Ekonomi Digital di Asia Tenggara Ada di Indonesia

Bonus Demografi Pacu Digitalisasi

Foto : KORAN JAKARTA/M. FACHRI

OPTIMISME KONSUMEN TURUN | Warga beraktifitas di sala satu pusat perbelanjaan di Jakarta, beberapa waktu lalu. Berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) September 2022 sebesar 117,2, tetap berada pada zona optimistis dengan indeks di atas 100, meski lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 124,7.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kondisi demografi Indonesia yang didominasi oleh generasi milenial, Y, dan Z dapat menjadi potensi utama pengembangan ekonomi digital di Tanah Air. Meski demikian, optimalisasi potensi tersebut perlu dibarengi peningkatan digital di masyarakat dan perlindungan bagi konsumen guna menekan sejumlah risiko yang bisa mengancam ke depannya.

Momentum pandemi Covid-19 telah mengakselerasi perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan ekonomi digital, yang terlihat dari lonjakan digitalisasi yang semakin besar terutama karena adanya aplikasi daring dan ritel.

"Hal ini karena generasi milenial, Y, dan Z merupakan generasi yang dibesarkan di tengah mulai berkembangnya digitalisasi di segala bidang, sehingga mereka sangat mudah beradaptasi dengan teknologi," ucap Pelaksana harian (Plh) Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Andin Hadiyanto dalam Pembukaan Profesi Keuangan Expo (PKE) 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (10/10).

Upaya akselerasi transformasi digital di bidang ekonomi, kata dia, menjadi salah satu strategi dalam memastikan tetap bergeraknya sektor ekonomi produktif untuk mendukung ekonomi berkelanjutan, khususnya di tengah keterbatasan akses fisik yang telah dirasakan dalam dua tahun terakhir.

Perkembangan transformasi digital di Indonesia juga terus menunjukkan kinerja positif dan sangat baik. Nilai ekonomi digital Indonesia pada 2021 merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara, yaitu 70 miliar dollar AS dan diperkirakan mampu mencapai 146 miliar dollar pada 2025. "Selain itu, 40 persen pangsa ekonomi digital di Asia Tenggara itu juga ada di Indonesia," ungkapnya.

Andin melanjutkan,sektor yang menjadi penopang ekonomi digital di Indonesia adalah e-commerce di mana pada 2021 nilainya mencapai 53 miliar dollar AS dan diprediksi menjadi 104 miliar dollar AS pada 2025.

Selain itu, sampai Juni 2022 terdapat pula sebanyak 19,5 juta pelaku UMKM atau setara 30,4 persen dari total UMKM, yang bergabung dalam platform e-commerce. Adapun upaya penguatan ekonomi digital dan pembangunan ekonomi berkelanjutan juga menjadi salah satu pilar dalam mewujudkan Visi Indonesia 2045 berdaulat, adil, dan makmur sehingga bisa menjadi salah satu negara dengan produk domestik bruto (PDB) terbesar kelima di dunia.

Inovasi OJK

Pada kesempatan lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam OJK Virtual Innovation Day (OVID) 2022 di Jakarta, kemarin, meluncurkan tiga inovasi meliputi Digital Financial Literacy Modules, Chatbot Customer Support Technology, dan SupTech and RegTech Capacity Building. Peluncuran ketiga inovasi ini untuk meningkatkan perlindungan konsumen, meningkatkan literasi digital konsumen, dan meningkatkan kapasitas pengetahuan pegawai OJK dalam melakukan pengawasan.

"Chatbot dan modul literasi keuangan digital adalah bukti nyata dari OJK untuk masyarakat dalam memanfaatkan teknologi modern, khususnya dalam mengakses data keluhan nasabah secara real-time dan mengidentifikasi potensi misconduct secara akurat serta meyakinkan konsumen bahwa suara mereka didengar," kata Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi.

Adapun pengembangan ketiga inovasi ini dilakukan bersama berbagai lembaga donor, seperti Asian Development Bank (ADB) , Bill Melinda Gates Foundation, Cambridge Center for Alternative Finance, dan World Bank.

Dalam kesempatan sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan pihaknya akan terus mengembangkan ekosistem financial technology (fintech) yang inovatif, bertanggung jawab, dan memprioritaskan aspek perlindungan konsumen. "Kebutuhan untuk membangun digital trust menjadi sangat fundamental mengingat meningkatnya berbagai risiko seiring dengan semakin terdigitalisasinya seluruh aktivitas masyarakat," kata Mahendra.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top