Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Ketahanan Pangan

Bogor Maksimalkan Pertanian Hadapi Krisis Pangan

Foto : ANTARA/HO-Humas Pemkab Bogor

Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan hadir dalam kegiatan panen raya di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

A   A   A   Pengaturan Font

BOGOR - Pemerintah Kabupaten Bogor berupaya memaksimalkan pengelolaan sektor pertanian guna menghadapi krisis pangan global tahun 2023. "Perlu komitmen bersama meningkatkan ketahanan pangan Kabupaten Bogor," kata Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bogor, Iwan Setiawan, di Cibinong, Bogor, Senin (24/10).
Ia menyebutkan Kabupaten Bogor bahkan mengalokasikan secara khusus dana desa (DD) sebesar 20 persen untuk ketahanan pangan. Sebanyak 20 persen DD dianggarkan untuk pertanian dan peternakan melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Desa. "Intinya, alokasi 20 persen ini untuk kelompok tani yang belum pernah menerima bantuan ketahanan pangan," tandas Iwan.
Alokasi khusus sektor ketahanan pangan merupakan kebijakan yang telah tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 104 Tahun 2021 tentang APBN. "Bunyi perpresnya seperti itu. Maka kami pun sudah mulai melakukan sosialisasi di mana penggunaan DD 20 persennya untuk ketahanan pangan," ujarnya.
Iwan berharap Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) dapat meningkatkan berbagai capaian bidang pertanian. Salah satu capaian tersebut, penjualan tanaman hias yang justru melonjak saat pandemi. Hasil ekspor tanaman hias ke berbagai negara dari Kabupaten Bogor bisa menghasilkan devisa 700 juta per hari.
Terdapat 622 petani eksportir Kabupaten Bogor tergabung dalam 52 perusahaan mengeluarkan phythosanitary atau izin ekspor, dengan rata-rata devisa negara 500 juta hingga 700 juta per hari. Kemudian, capaian lainnya bidang pertanian adalah kopi robusta menembus angka 4.151 ton dan jenis arabika 473 ton selama tahun 2021.
Khusus jenis robusta, produksinya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2019, petani kopi berhasil memproduksi biji robusta 3.667 ton. Lalu tahun 2020 mencapai 4.004 ton. Padahal, target produksi kopi robusta hingga tahun 2023 hanya sebanyak 3.726 ton setahun.
Kini, Kabupaten Bogor merupakan daerah peringkat keempat secara nasional dan peringkat pertama dengan produksi kopi robusta terbanyak Jabar. Kemudian, peringkat kedua daerah di Jawa Barat dengan produksi kopi robusta terbesar adalah Kabupaten Kuningan sebanyak 1.531 ton per tahun. Urutan ketiga Jabar, Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 1.188 ton per tahun.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bogor juga mengasah kemampuan 165 perangkat desa dengan diikutkan dalam Sekolah Pemerintahan Desa di Institut Pertanian Bogor (IPB) University.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top