Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Transportasi Massal - Enam Bulan Lagi Operasi Transpakuan Akan Dievaluasi

Bogor Hitung Tambahan Koridor Biskita

Foto : ANTARA/Shabrina Zakaria

Biskita Transpakuan Kota Bogor, Jawa Barat.

A   A   A   Pengaturan Font

BOGOR - Guna mengejar subsidi dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) yang akan habis pada akhir 2025, Dishub Kota Bogor mulai menghitung ulang penambahan koridor transportasi massal Biskita Transpakuan.

Kepala Dishub Kota Bogor, Marse Hendra Saputra, Selasa (26/3), mengatakan, subsidi tersebut tertuang dalam perjanjian kerja sama antara Pemkot Bogor dan BPTJ. Dalam rencana awal, Biskita Transpakuan akan memiliki enam koridor.

Namun, saat ini baru terealisasi empat. Keempatnya adalah koridor 1, 2, 5, dan 6. Pengelolaannya akan diserahkan ke Pemkot Bogor. "Kami harus hitung ulang perlunya koridor tambahan," kata Marse.

Maka, Pemkot mengandalkan angkutan kota (angkot) listrik yang akan mengaspal di kawasan Suryakencana. Angkutan ini untuk menggantikan Biskita Transpakuan koridor 3 yang belum terealisasi. Sebab, ruas Jalan Suryakencana cukup sempit, sehingga tidak memungkinkan dilewati bus berukuran besar.

"Perlu tidaknya tambahan koridor akan diputuskan Pemkot," ujar Marse. Selain menghitung ulang penambahan koridor, juga harus menghitung ulang tarif Biskita Transpakuan. Sejak Mei 2023, Biskita Transpakuan resmi berbayar dengan tarif 4.000 untuk sekali perjalanan.

Marse menjelaskan, subsidi akan berkurang secara bertahap hingga pemkot bisa berjalan secara mandiri. Menurutnya, kalau load factor-nya terus bagus dan pendapatannya juga baik, mungkin saja tarifnya bukan bertambah tapi malah berkurang.

Dalam waktu enam bulan, kata dia, akan ada evaluasi dari BPTJ terkait operasional Biskita Transpakuan. Saat ini, Dishub belum berwenang untuk evaluasi. "Tapi nanti begitu diserahkan ke pemkot, kami perlu berhitung. Pengawasan menjadi kewenangan Dishub, meskipun diselenggarakan Perumda Trans Pakuan," jelasnya.

Penumpang Commuter

Sementara itu, jumlah penumpang KAI Commuter selama puasa mencapai 11 juta lebih. Data ini angka dari tanggal 12-25 Maret. "Sepanjang Maret, penumpang Commuter tercatat hampir 21 juta. Namun untuk Ramadan, 11 juta lebih," kata Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba.

KAI Commuter mencatat Stasiun Tanah Abang dengan volume penumpang tertinggi selama Ramadan sebanyak hampir 580.000. Sedangkan penumpang Stasiun Bogor 462.000 serta Stasiun Citayam 346.500.

Sesuai data yang tercatat, lanjut Anne, rata-rata volume penumpang Commuter Line Jabodetabek tiap hari kerja sepanjang Maret 954.000 per hari. Penumpang tertinggi hari Jumat (8/3) yang merupakan hari kerja terakhir jelang puasa, sebanyak 1 juta lebih.

Anne mengingatkan penumpang agar menggunakan aplikasi C-Access untuk memantau informasi kepadatan stasiun dan posisi kereta secara real time. Di situ juga ada jadwal perjalanan commuter line.

Saat ini juga telah beroperasi 56 perjalanan untuk Commuter Line Bandara Soekarno Hatta. Dengan begitu diharapkan bisa menjadi alternatif masyarakat Tangerang dan sekitarnya untuk menuju kawasan Sudirman dan sekitarnya.

Mulai Jumat (1/3), KAI Commuter Bandara juga menambah pemberhentian untuk naik turun di Stasiun Rawa Buaya. Sebelumnya naik turun di Stasiun Manggarai, BNI City, Duri, Batu Ceper, dan Stasiun Basoetta.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka, Antara

Komentar

Komentar
()

Top