Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

BNPB: Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Sumbar Bertambah Jadi 41 Orang

Foto : AFP/BNPB

Pemandangan udara kawasan rusak pada 12 Mei 2024, pasca banjir lahar dingin dari gunung berapi di Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia.

A   A   A   Pengaturan Font

TANAH DATAR - Jumlah korban tewas akibat banjir bandang dan alliran lahar dingin dari Gunung Marapi di Sumatera Barat meningkat menjadi 41 orang dan 17 lainnya hilang, kata seorang pejabat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (13/5).

Hujan deras selama berjam-jam menyebabkan batuan vulkanik besar menggulung gunung berapi paling aktif di Indonesia ke dua di Pulau Sumatera pada Sabtu (11/5) malam, merendam jalanan, rumah, dan masjid.

Data hingga tadi malam, kami mencatat 37 korban meninggal. Namun mulai pagi ini bertambah lagi, jumlahnya mencapai 41 (meninggal), kata Ilham Wahab, pejabat BNPB kepada AFP.

Tim penyelamat sedang mencari 17 orang yang masih hilang, tiga orang di Kabupaten Agam dan 14 orang di Tanah Datar, daerah yang paling parah dilanda banjir, katanya.

Ilham tidak dapat memastikan jumlah warga yang dievakuasi karena para pejabat telah mengimbau "masyarakat untuk mengungsi ke tempat kerabat, yang lebih aman" ketimbang tenda penampungan saat hujan deras.

"Fokus pertama, pencarian dan penyelamatan korban, kedua perlindungan pengungsi, perlindungan masyarakat rentan," ujarnya.

Jalan-jalan berubah menjadi sungai, masjid-masjid dan rumah-rumah rusak.

Hujan deras merendam lingkungan sekitar dengan air banjir berlumpur dan menyapu kendaraan ke sungai, sementara abu vulkanik dan bebatuan besar bergemuruh di Gunung Marapi.

Lahar dingin atau lahar adalah material vulkanik seperti abu, pasir, dan kerikil yang terbawa hujan menuruni lereng gunung berapi.

Pihak berwenang mengirimkan tim penyelamat dan perahu karet untuk mencari korban hilang dan mengangkut orang ke tempat penampungan.

Pemerintah setempat mendirikan pusat evakuasi dan posko darurat di beberapa wilayah Agam dan Tanah Datar.

BNPB mengatakan, 84 rumah, 16 jembatan, dan dua masjid rusak di Tanah Datar, begitu pula sawah seluas 20 hektar.

Para penyintas menceritakan kengerian mereka ketika banjir dan batu runtuh.

"Saya mendengar suara guntur dan suara yang mirip dengan air mendidih. Itu adalah suara batu-batu besar yang berjatuhan," kata Rina , seorang ibu rumah tangga. Tiga tetangganya tewas.

"Saat itu gelap gulita, jadi saya pakai ponsel sebagai senter. Jalannya becek, jadi saya teriak 'Tuhan kasihanilah!' berulang kali," katanya tentang evakuasinya ke kantor pejabat setempat.

Indonesia rawan longsor dan banjir saat musim hujan.

Pada tahun 2022, sekitar 24.000 orang dievakuasi dan dua anak tewas akibat banjir di Pulau Sumatera. Para penggiat lingkungan hidup menyalahkan penggundulan hutan akibat penebangan kayu sebagai penyebab bencana yang semakin parah.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top