Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kinerja Semester I-2019

BNI Bukukan Pertumbuhan Laba 2,7 Persen

Foto : Koran Jakarta/M. Fachrii

PAPARAN KINERJA - Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo (ketiga dari kanan) bersama sejumlah direksi sebelum menyampaikan paparan kinerja Semester I 2019 di Jakarta, Selasa (23/7). PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. meraup laba bersih sebesar 7,63 triliun rupiah sepanjang semester I 2019, tumbuh 2,7 persen dari periode sama pada tahun lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI pada semester I 2019 membukukan pertumbuhan laba sebesar 2,7 persen dibandingkan periode sama tahun lalu atau year on year (yoy) menjadi 7,63 triliun rupiah, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2018 sebesar 16 persen.

Pelambatan itu karena tekanan biaya dana yang akhirnya membuat pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) hanya naik satu persen secara yoy menjadi 17,61 triliun rupiah.

"Tekanannya adalah interest expanse (beban bunga) tercermin dari cost of fund (biaya dana) yang terlihat dari tahun lalu meningkat dari 2,8 persen tahun lalu ke saat ini sebesar 3,2 persen," kata Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (23/7). Anggoro mengakui sepanjang semester I-2019 perseroan menghadapi tantangan mengetatnya likuiditas.

Dengan pendapatan bunga bersih (NII) yang tumbuh tipis, marjin bunga bersih (net interest margin/ NIM) BNI, kata Anggoro, mencapai 4,9 persen, di bawah target akhir tahun di kisaran 5,0-5,1 persen. "Maka itu kita berharap semester II 2019, tekanan likuiditas melonggar sehingga biaya dana menurun," ujar dia.

Kredit Meningkat

Meskipun menghadapi tantangan likuiditas, BNI mampu mendorong pertumbuhan kredit hingga 20 persen secara yoy menjadi 549,23 triliun rupiah. Realisasi pertumbuhan tersebut menunjukkan fungsi intermediasi berjalan optimal seiring dengan upaya pemerintah mendorong momentum pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Anggoro mengatakan pertumbuhan kredit BNI didorong oleh pembiayaan pada korporasi yang mencapai 51,9 persen dari total portfolio dengan fokus pembiayaan pada sektorsektor unggulan yang berisiko rendah, seperti ke sektor manufaktur, perdagangan, restoran dan hotel, serta jasa dunia usaha. Kredit korporasi jelasnya tersalur pada korporasi swasta dan BUMN, yang masing-masing tumbuh 27,8 dan 24,9 persen.

Sementara kredit ke segmen usaha kecil pun mencatatkan pertumbuhan yang baik yaitu 21,5 persen termasuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pada segmen konsumer, Kredit Tanpa Agunan berbasis payroll menjadi kontributor utama pertumbuhan yaitu sebesar 12,8 persen.

Sementara untuk mortgage dan credit card masih mencatatkan pertumbuhannya masing-masing sebesar 8,9 dan 4 persen. Dari sisi kualitas aset, NPL Gross BNI tercatat membaik menjadi 1,8 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya 2,1 persen.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 13 persen secara dari 526,48 triliun rupiah pada semester I 2018 menjadi 595,07 triliun rupiah pada semester I 2019.

bud/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top