Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Bencana - Infrastruktur Evakuasi Tsunami Harus Disiapkan

BMKG: Waspadai Potensi Banjir dan Longsor

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Hasil analisis dalam beberapa hari ke depan sebagian besar wilayah Indonesia akan diguyur hujan dengan intensitas lebat sehingga masyaraat harus mewaspadai banjir dan longsor.

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memonitor dan menganalisis curah hujan dalam beberapa hari ke depan di sebagian besar wilayah Indonesia. Hasilnya, di sejumlah wilayah akan diguyur hujan dengan intensitas lebat. Melihat kondisi ini, perlu diwaspadai potensi banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung.

"Kondisi cuaca tersebut didasarkan oleh analisis dinamika atmosfer, di mana menguatnya massa udara dari Asia dan Australia mempengaruhi pembentukan daerah tekanan rendah dan pola-pola sirkulasi di sekitar wilayah Indonesia," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono R Prabowo, di Jakarta, Kamis (15/11).

Selain itu, tambah Prabowo, aliran massa udara basah dari Samudra Pasifik dan Samudra Hindia yang masuk ke wilayah Sumatra, Jawa hingga Kalimantan, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara turut mendukung pertumbuhan awan hujan.

Kondisi ini, tambah Prabowo, dapat menyebabkan terjadinya potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di sekitar wilayah Indonesia dalam periode tiga hari ke depan yaitu 15-19 November 2018. Sejumlah daerah yang berpotensi hujan lebat, antara lain Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung.

Kondisi serupa, tambah Prabowo, juga terjadi di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.

Gelombang Tinggi

Menurut Prabowo, untuk potensi gelombang laut dengan tinggi 2,5 meter hingga 4 meter diperkirakan terjadi di Perairan Enggano-Bengkulu, Perairan Barat Lampung, Samudera Hindia Barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan Selatan Jawa.

Prabowo mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, puting beliung, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.

Terkait dengan antisipasi bencana, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan sistem peringatan dini tsunami tidak cukup tanpa adanya peningkatan kesiapsiagaan semua pihak. Sistem itu harus dibarengi dengan meningkatkan kesiapan lembaga yang meneruskan peringatan dini tsunami seperti BNPB, BPBD/Pusdalops beserta SDM yang ada untuk berjaga 24 jam.

"Sistem peringatan dini tsunami tidak dapat berhasil baik jika hanya bergantung pada kemampuan monitoring gempa dan tsunami. Dibutuhkan juga kesiapan SDM untuk memastikan jaringan komunikasi beroperasi baik," kata Dwikorita.

Menurut Dwikorita, kesiapsiagaan tersebut penting karena tsunami bisa terjadi malam hari ketika masyarakat tidak dalam kondisi terjaga. Di sisi lain kesiapan infrastruktur rencana evakuasi seperti shelter evakuasi, jalur evakuasi, dan rambu evakuasi juga penting untuk menjadi perhatian pemerintah daerah yang wilayahnya rawan tsunami.

"Belajar dari peristiwa tsunami yang baru saja terjadi di Palu, meskipun BMKG telah mengeluarkan peringatan dini tsunami, akan tetapi masih ada banyak banyak korban. Salah satunya karena belum terbangunnya infrastruktur evakuasi di wilayah tersebut dengan lengkap," ujar Dwikorita.

Menurut dia, tidak kalah penting untuk membangun kesiapsiagaan masyarakat. India Ocean Wave 18 (IOWave) exercise menjadi salah satu wadah untuk melatih masyarakat melakukan evakuasi secara mandiri jika merasakan gempa potensi tsunami.

BMKG bekerja sama dengan Indian Ocean Tsunami Information Centre (IOTIC)-UNESCO, mengadakan kegiatan Post IOWave18 Workshop yang diikuti perwakilan 13 negara yang berada di Samudra Hindia yaitu Indonesia, Malaysia, India, Oman, Maldives, Timor Leste, Iran, Pakistan, Mauritius, Australia, Srilangka, Tanzania, dan Thailand.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengevaluasi IOWave18 Exercise yang dilaksanakan di negara-negara Indian Ocean pada September 2018. IOWave Exercise sangat penting untuk menguji bagaimana skema peringatan dini tsunami bisa berjalan dengan baik dari hulu hingga hilir.

YK/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S, Antara

Komentar

Komentar
()

Top