Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

BMKG: Maraknya Korban Jiwa Bukan Karena Guncangan Gempa Cianjur

Foto : Antara

Kerusakan akibat gempa magnitudo 5,6 yang melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

A   A   A   Pengaturan Font

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan banyaknya jumlah korban meninggal akibat gempa Cianjur tak hanya disebabkan oleh aktivitas gempa dangkal tapi juga akibat struktur bangunan yang tidak memenuhi standar tahan gempa.

"Perlu dipahami, bahwa banyaknya korban jiwa dan luka-luka dalam gempa bumi Cianjur bukan diakibatkan guncangan gempa bumi, melainkan karena tertimpa bangunan yang tidak sesuai dengan struktur tahan gempa bumi," jelas Dwikorita dalam keterangan resminya, pada Rabu (23/11).

Diketahui, gempa magnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11), telah menewaskan 272 korban jiwa. Data itu didasarkan pada proses pencarian yang dilakukan oleh tim evakuasi yang dilaksanakan pada Kamis, 24 November 2022.

Tak hanya dari segi korban jiwa, Dwikorita menilai signifikannya kerusakan yang terjadi pada saat gempa tektonik bermagnitudo 5,6 juga diperparah karena struktur bangunan di wilayah terdampak tidak memenuhi standar tahan gempa.

"Mayoritas bangunan yang terdampak karena dibangun tanpa mengindahkan struktur aman gempa yang menggunakan besi tulangan dengan semen standar. Akibatnya, bangunan tersebut tidak mampu menahan guncangan gempa," paparnya.

Atas dasar itu Dwikorita mengimbau proses rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan semestinya menggunakan struktur bangunan tahan gempa.

Ia juga menuturkan pemerintah daerah dan masyarakat perlu mempertimbangkan opsi relokasi bagi pemukiman warga yang berada di daerah lereng-lereng dan perbukitan.

Terlebih, berdasarkan analisa yang dilakukan BMKG, gempa di Cianjur merupakan gempa yang berulang setiap 20 tahunan dan kemungkinan dapat terjadi kembali.

Sementara, topografi di wilayah lereng dan perbukitan tersebut tidak stabil dengan kondisi tanah yang rapuh atau lunak dan sering jenuh air akibat curah hujan yg cukup tinggi.

Lebih lanjut, Dwikorita menyampaikan bahwa saat ini BMKG tengah melakukan survei untuk mengidentifikasi wilayah mana saja yang aman terhadap guncangan gempa.

BMKG juga akan memadukan data yang dimiliki dengan PVMBG terkait wilayah rawan gempa dan rawan longsor guna mendukung proses rehabilitasi dan rekonstruksi usai gempabumi.

"Kepada masyarakat yang ada di pengungsian maupun di rumah, kami mengimbau untuk tetap tenang. Jangan percaya dengan kabar, berita, maupun informasi yang tidak jelas asal muasalnya yang justru menambah kecemasan. Pastikan informasi resmi hanya dari BMKG melalui kanal-kanal komunikasi resmi. InsyaAllah, kondisi di Cianjur saat ini semakin stabil," pungkasnya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top