Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

BMKG Laporkan 236 Kali Gempa Susulan di Cianjur, Terkuat Magnitudo 4,2

Foto : Antara

Kondisi reruntuhan bangunan pasa gempa magnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11).

A   A   A   Pengaturan Font

Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga Jumat (25/11) pagi ini pukul 06.00 WIB, mencatat terjadinya 236 kali gempa susulan pasca gempa utama magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11).

"Gempa susulan sampai dengan 25 November 2022 pkl 06.00 WIB terjadi 236 kali gempa dgn Mag terbesar 4.2 dan Mag terkecil 1.2," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono melalui laman media sosial pribadinya, pada Jumat (25/11).

Adapun hingga pagi tadi, BMKG melaporkan dua aktivitas gempa kuat dengan magnitudo 4,1 pada pukul 01.44 WIB dan magnitudo 3,4 pada pukul 03.51 WIB. Tak seperti gempa susulan sebelumnya, kekuatan gempa hari ini sampai dirasakan masyarakat Cianjur.

Adapun rincian kedua gempa susulan tersebut, yakni:

1. Gempa Mag: 4,1, pada 25 November 2022 01.44.15 WIB, Lokasi 6,89 LS - 107,05 BT (12 km Barat Daya Kabupaten Cianjur), Kedalaman 10 Km, dirasakan di Cianjur IV MMI, Sukabumi III MMI, dan Bogor II MMI.

2. Gempa Magnitudo 3,4, pada 25 November 2022 pukul 03.51.00 WIB, Lokasi 6,85 LS - 107,08 BT (7 Km Barat Daya Kabupaten Cianjur), Kedalaman 6 Km, dirasakan di Cipanas dan Cibeber II-III MMI.

Daryono menuturkan terjadinya gempa susulan telah diantisipasi BMKG. Pasalnya jenis gempa kerak dangkal biasanya diikuti dengan susulan dengan frekuensi cukup banyak.

"Kerak dangkal batuannya relatif heterogen dan tergolong rapuh. Batuan semacam ini, bila mengalami deformasi atau patahan dapat memproduksi serangkaian gempa susulan," kata Daryono.

Pada kesempatan yang sama, Daryono turut mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kawasan perbukitan dengan tebing curam yang dapat mengalami ketidakstabilan lereng, mengingat gempa kerak dangkal juga berpotensi menimbulkan rekahan permukaan.

Terlebih saat hujan lebat, gempa susulan signifikan dapat memicu terjadinya longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall).

Ia mengingatkan gelombang gempa dengan konten frekuensi tinggi ini akan diperparah apabila wilayah yang dilanda gempa tersusun oleh tanah lunak dan tebal, meningkatkan potensi terjadi resonansi gelombang seismik yang berujung pada terjadinya amplifikasi atau penguatan guncangan gempa.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top