Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Blogger Militer Rusia Tewas Saat Sebuah Kafe Meledak di St Petersburg

Foto : AFP/Olga Maltseva

Penyelidik polisi Rusia memeriksa kafe di Saint Petersburg yang hancur setelah ledakan mematikan.

A   A   A   Pengaturan Font

MOSKOW - Seorang blogger militer terkemuka Rusia tewas pada Minggu (2/4) dan 25 lainnya terluka dalam peristiwa ledakan di sebuah kafe di kota terbesar kedua Rusia, Saint Petersburg.

"Satu orang tewas dalam insiden itu. Dia adalah koresponden militer Vladlen Tatarsky," kata Kementerian Dalam Negeri Rusia itu di Telegram.

Penyelidik mengatakan mereka telah mengkonfirmasi "sebuah alat peledak tak dikenal meledak di sebuah kafe di pusat St Petersburg", dan telah membuka penyelidikan terkait dugaan pembunuhan.

Kementerian Kesehatan mengatakan total 25 orang terluka dalam ledakan itu, 24 di antaranya dibawa ke rumah sakit.

Enam orang yang terluka disebut dalam kondisi serius.

Ledakan terjadi di "Street Food Bar No 1", yang terletak di sepanjang sungai Neva tidak jauh dari pusat kota bersejarah. Kementerian Dalam Ngeri mengatakan polisi telah dipanggil ke TKP pada pukul 18:13.

Petugas menutup jalan di luar gedung dengan 20 mobil polisi, di samping enam ambulans serta truk pemadam kebakaran, menurut seorang jurnalis AFP di tempat kejadian.

Kantor berita TASS mengutip sumber penegak hukum yang mengatakan ledakan itu "disebabkan oleh alat peledak rakitan yang disembunyikan di dalam patung yang diberikan kepada Tatarsky sebagai hadiah".

Agensi berita Ria Novosti, mengutip sumber yang dekat dengan penyelidikan, "seorang gadis" seharusnya menurunkan paket dengan "patung" di dalamnya yang ditujukan untuk blogger tersebut.

"Dia memberikannya padanya ... dan tiba-tiba ada ledakan," kata Alissa Smotrova, seorang wanita yang berada di kafe itu kepada AFP.

"Ada darah dan pecahan kaca ..."

Sumber lain mengatakan kepada Ria Novosti bahwa Tatarsky "mengenali" tersangka pengirim paket tersebut, dan bahwa mereka telah berpapasan di "acara" lain, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Terorisme?

Tatarsky, yang bernama asli Maxim Fomin, memiliki lebih dari 500.000 pengikut di Telegram dan mendukung kampanye Rusia di Ukraina.

Dia membuat namanya terkenal di awal operasi dengan menerbitkan video yang menganalisis situasi militer di lapangan dan menawarkan saran untuk memobilisasi pasukan, kata TASS.

Sebuah kelompok bernama Cyber ??Front Z, yang menyebut dirinya di media sosial sebagai "pasukan informasi Rusia", mengatakan telah menyewa kafe untuk malam itu.

Outlet media lokal, Fontanka, mengatakan setidaknya ada 100 orang yang hadir dalam acara tersebut.

"Ada serangan teroris. Kami mengambil langkah-langkah keamanan tertentu tetapi sayangnya itu tidak cukup," kata kelompok itu di Telegram.

Iklan

"Belasungkawa untuk semua orang yang mengenal koresponden perang yang luar biasa dan teman kami Vladlen Tatarsky," katanya.

Tatarsky berusia 40 tahun, berasal dari wilayah Donetsk di Ukraina timur, yang diklaim Rusia dan saat ini sebagian besar dikuasai oleh pasukan Rusia.

Menanggapi serangan itu, pembantu presiden Ukraina Mykhaylo Podolyak mengatakan di Twitter "pertanyaan kapan terorisme domestik akan menjadi instrumen pertarungan politik internal adalah masalah waktu".

Pada Agustus 2022, dinas keamanan FSB Rusia menuduh Ukraina berada di belakang pemboman mobil di luar Moskow yang menewaskan putri ideolog Rusia garis keras Alexander Dugin - tuduhan yang dibantah oleh Kiev.

Juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, blogger seperti Tatarsky "adalah pembela kebenaran", dan mengecam pemerintah Barat karena tidak bereaksi cepat terhadap pengeboman tersebut.

Kegagalan untuk berkomentar "terlepas dari keprihatinan mereka terhadap kesejahteraan jurnalis dan kebebasan pers berbicara sendiri", katanya, merujuk pada kecaman luas atas penangkapan reporter AS Evan Gershkovich.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top