Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Biden Kembali Ngelantur di Panggung, Perkenalkan Pemimpin Ukraina sebagai "Presiden Putin"

Foto : Istimewa

Pemimpin berusia 81 tahun itu memperkenalkan pemimpin Ukraina, Volodymyr Zelensky, yang akan mengambil alih podium sebagai “Presiden Putin”.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, pada Kamis (11/7) kembali mempermalukan dirinya sendiri di depan publik. Dalam pertemuan puncak NATO (North Atlantic Treaty Organization) di Washington. Pemimpin berusia 81 tahun itu memperkenalkan pemimpin Ukraina, Volodymyr Zelensky, yang akan mengambil alih podium sebagai "Presiden Putin".

"Dan sekarang, saya ingin menyerahkannya kepada Presiden Ukraina, yang memiliki keberanian dan tekad yang sama besarnya, hadirin sekalian, Presiden Putin," kata Biden di deklarasi NATO "Compact Ukraine".

Dilansir oleh The Straits Times, beberapa detik kemudian, sambil mengoreksi ucapannya sendiri sekitar dua Biden menambahkan "Anda akan mengalahkan Presiden Putin, Presiden Zelensky. Saya sangat fokus untuk mengalahkan Putin."

Zelensky yang tanggap akan situasi mengatakan "Saya lebih baik (daripada Putin)."

Biden menjawab, "Anda jauh lebih baik", sementara beberapa orang di ruangan itu tertawa, sebelum Zelensky memulai pidatonya sendiri.

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, membela kesalahan Biden itu. "Kesalahpahaman sering terjadi, dan jika Anda selalu memantau semua orang, Anda akan menemukan cukup banyak dari mereka."

Kampanye Biden telah terhenti selama dua minggu. Sejak penampilannya yang buruk melawan Trump dalam debat presiden dua minggu lalu, Biden telah menghadapi keraguan yang semakin besar dari para donor, pendukung, dan sesama Demokrat tentang kemampuannya untuk memenangkan pemilu 5 November dan memenuhi tuntutan pekerjaannya.

Setidaknya 16 dari 213 anggota DPR dari Partai Demokrat dan satu dari 51 anggota Senat dari Partai Demokrat telah mengajukan banding secara terbuka kepada Presiden AS untuk mundur dari pencalonan.

Biden kerap kali batuk dan kadang-kadang tidak jelas dalam memberikan jawaban di awal konferensi pers, dan menjelang akhir, jawabannya kerap terputus-putus sebelum ia sempat menyelesaikan pikirannya.

Pada saat yang sama, ia menyampaikan tanggapan terperinci mengenai berbagai isu seperti konflik Israel-Gaza dan perlunya negara-negara Barat untuk memproduksi lebih banyak persenjataan militer guna melawan Rusia dan Tiongkok.


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top