Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Efisiensi Perusahaan

Biaya Produksi Mobil Listrik Akan Lebih Murah pada Tahun 2027

Foto : THOMAS KIENZLE/AFP

Produsen mobil Jerman Porsche AG sedang mengerjakan mobil sport listrik Porsche Taycan di jalur perakitan lokasi produksi Porsche di Stuttgart, barat daya Jerman, beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Laporan baru dari perusahaan riset Gartner mengeklaim pada tahun 2027 biaya produksi kendaraan bertenaga baterai akan lebih murah dibandingkan dengan kendaraan konvensional.

Arena EV, pada Senin (11/3), mewartakan harga baterai, komponen utama mobil listrik, sekarang sudah lebih terjangkau dan teknik yang disebut gigacasting dalam pembuatan bodi mobil bisa menghemat banyak waktu dan uang dalam proses produksi kendaraan elektrik.

Seperti dikutip dari Antara, berdasarkan kondisi yang ada sekarang, para analis memperkirakan dalam beberapa tahun ke depan biaya pembuatan mobil listrik bisa sama atau bahkan lebih rendah dibandingkan dengan biaya pembuatan mobil berbahan bakar minyak.

Namun demikian, desain yang kompleks dan teknologi integrasi baterai membuat kendaraan listrik membutuhkan biaya perbaikan lebih banyak jika mengalami kerusakan.

Analis Gartner dalam laporannya memperkirakan jika mengalami kecelakaan serius maka biaya perbaikan mobil listrik bisa 30 persen lebih banyak dibandingkan dengan mobil yang menggunakan bahan bakar minyak.

Walaupun biaya untuk masuk ke pasar kendaraan listrik berpotensi menjadi lebih menarik, persaingan di dalamnya semakin ketat.

Kembangkan Mobil Listrik

Ketika produsen mobil mapan akhirnya serius mengembangkan kendaraan dengan teknologi listrik, merek-merek Tiongkok yang ambisius seperti BYD dan MG berupaya keras membuat model dengan harga yang agresif.

Sebelumnya, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyampaikan Indonesia siap untuk memproduksi massal baterai kendaraan listrik pada April 2024. Produksi masif tersebut menjadi sejarah baru dalam industri otomotif di Tanah Air, serta menjadi bukti nyata manfaat besar dari kebijakan hilirisasi.

"Hilirisasi adalah cara untuk menciptakan nilai tambah dari kekayaan alam yang melimpah di Indonesia, salah satunya adalah nikel," kata Staf Khusus Kementerian Investasi/BKPM, Tina Talisa.

Menurut dia, nikel tersebut kemudian prosesnya dibuat terintegrasi dari hulu sampai hilir. Karenia itu, ada investasi baterai kendaraan listrik terintegrasi pertama di dunia dengan grand package 9,8 miliar dollar AS.

Ia menilai momentum tersebut tidak hanya menandai Indonesia sebagai negara produsen sel baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara, namun juga mengukuhkan komitmen pemerintah untuk mendukung proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik nasional.

Tina juga menyampaikan produksi sel baterai kendaraan listrik secara masif akan membuat Indonesia menjadi negara pertama produsen sel baterai kendaraan listrik di Asia Tenggara yang menggunakan teknologi terbaru dari LG.

Secara langsung hal itu juga akan berdampak pada tenaga kerja muda Indonesia yang diserap untuk menjadi pekerja profesional pertama di Asia Tenggara, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dengan cara keluar dari middle income trap.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top