Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

BI Ungkap Alasan Ini sebagai Penyebab Rupiah Menguat pada 22 Agustus Lalu

Foto : ANTARA/ Agatha Olivia Victoria.

Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil RDG BI Bulan Agustus 2022 di Jakarta, Selasa (23/08/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan terdapat aliran modal asing masuk bersih atau net inflow hingga 19 Agustus 2022 sebesar 1,6 miliar dollar Amerika Serikat (AS), sehingga menopang penguatan rupiah pada bulan ini.

"Investasi portofolio mencatat net inflow pada Agustus 2022 hingga tanggal 19, setelah sebelumnya mencatat net outflow sebesar 2,1 miliar dollar AS pada Juli 2022," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil RDG BI Bulan Agustus 2022 di Jakarta, Selasa (23/8).

Nilai tukar rupiah pada 22 Agustus 2022 menguat secara rerata sebesar 0,94 persen, meskipun terdepresiasi 0,37 persen dibandingkan dengan akhir Juli 2022.

Dia menyebutkan perkembangan tersebut sejalan dengan kembali masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik, terjaganya pasokan valas domestik, serta persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, di tengah tetap tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Terjaganya stabilitas mata uang Garuda di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi sebagai hasil dari berbagai kebijakan yang ditempuh bank sentral.

Dengan perkembangan ini, kurs Garuda sampai dengan 22 Agustus 2022 terdepresiasi 4,27 persen dibandingkan dengan level akhir 2021 (year-to-date/ytd).

"Depresiasi ini relatif lebih baik dibandingkan dengan penurunan mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti India 6,92 persen (ytd), Malaysia 7,13 persen (ytd), dan Thailand 7,38 persen (ytd)," jelasnya.

Ke depan, Perry menegaskan pihaknya terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top