Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kerja Sama LCS

BI Perluas Kemitraan di Asia Tenggara

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) akan memperluas kerja sama penerapan Local Currency Settlement (LCS) dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Perluasan tersebut dinilai dapat menyelamatkan rupiah dari dampak kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS), termasuk tapering off yang diisukan akan dilakukan The Fed.

"Penerapan LCS akan terus kami kembangkan terutama di kawasan karena banyak mitra aktivitas perekonomian kita di kawasan. Jadi kita akan berfokus di kawasan," kata Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Internasional BI, Doddy Zulverdi dalam webinar Dampak Penerapan LCS Diperluas, Bagaimana Nasib Rupiah? yang dipantau di Jakarta, Kamis (23/9).

Sayangnya, dia belum menyebutkan negara mana yang selanjutnya akan diajak kerja sama oleh BI untuk menerapkan LCS. Meski demikian, dia mengatakan akan mengutamakan negara di kawasan Asia Tenggara yang menjadi mitra dagang dan investasi utama Indonesia. "Sejauh ini yang kita lihat kan ini resiprokal, jadi tidak mungkin kita melakukan kerja sama dengan negara yang merasa tidak perlu," kata Doddy.

Dia mengapresiasi pada kesepakatan kerja sama yang terjalin sebelumnya dengan Tiongkok dan Jepang yang disambut baik oleh kedua negara tersebut. Padahal kedua negara tersebut telah memiliki mata uang yang kuat.

Ke depan Indonesia akan memperkuat penerapan LCS dengan kedua negara tersebut, beserta Malaysia dan Thailand yang telah menyepakati kerja sama. "Kita akan terus memperkuat karena potensinya masih banyak. Dengan Jepang, transaksi dengan LCS masih kurang dari lima persen dari total perdagangan. Dengan Malaysia dan Thailand juga masih empat dan lima persen, tapi trennya meningkat terus," kata Doddy.

Pada semester I-2021 porsi penggunaan LCS dalam transaksi perdagangan antara Indonesia dengan Malaysia mencapai 2,8 persen, dengan Thailand mencapai 0,8 persen, dan dengan Jepang sudah mencapai 3,4 persen.

Selamatkan Rupiah

Semementara itu, Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai penggunaan mata uang lokal (LCS) dapat menyelamatkan rupiah dari dampak kebijakan tapering The Fed. "Jadi ini perlu kita waspadai, kalau kita lihat dari posisi yang dihadapi trader global sedikit long positioning. Pada saat terjadi event tertentu misal The Fed menaikkan suku bunga dan tapering, pasti terjadi volatilitas," kata Josua.

Saat kebijakan tapering off diambil, investor asing akan beramai-ramai menarik investasi di pasar keuangan negara berkembang sehingga membuat mata uang negara berkembang lebih volatil. Kekhawatiran terhadap volatilitas mata uang yang berlebihan setelah kebijakan tapering off The Fed, menurut Josua, juga dirasakan oleh negara-negara di kawasan Asia lain. Karena itu, beberapa negara seperti Malaysia, Thailand, Jepang, dan Tiongkok telah bersepakat untuk menerapkan LCS dengan Indonesia.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top