Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilisasi Rupiah - Akhir Pekan Lalu, Kurs Rupiah Tertekan ke Level Terlemah sejak 20 Juni 2019

BI Lakukan "Triple Intervention"

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Guna mengurangi tekanan terhadap rupiah akibat kekhawatiran memanasnya tensi perang dagang akhir pekan lalu, BI menaikkan “dosis” intervensinya ke pasar.

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memastikan sudah melakukan tiga intervensi atau triple intervention di pasar spot, pasar obligasi dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) atau pasar berjangka valas.

Langkah itu dimaksudkan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang tertekan cukup dalam setelah pernyataan Presiden AS Donald Trump terkait penaikan kembali tarif perdagangan dengan Tiongkok. "Kami sudah intervensi di spot, pasar obligasi dan DNDF," kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah, saat dihubungi Antara, di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Pernyataan Nanang tersebut menanggapi upaya bank sentral mengantisipasi depresiasi rupiah pada perdagangan akhir pekan lalu. Pada pembukaan pasar di Jumat pekan lalu, nilai tukar rupiah di pasar spot bergerak melemah hingga 91 poin atau 0,65 persen menjadi 14.209 rupiah per dollar AS. Bahkan, dalam kurs tengah BI, nilai tukar rupiah tertekan hingga 14.203 rupiah per dollar AS atau level terlemah sejak 20 Juni 2019.

Meski demikian, Nanang menyebutkan pelemahan rupiah ini hanya sementara karena sentimen pelaku pasar menyikapi pernyataan Presiden Trump. "Depresiasi timbul di pasar, tapi ini hanya sementara, setelah rencana Trump memberlakukan tarif baru dalam perdagangan dengan Tiongkok," tambahnya.

Sebelumnya, Trump melontarkan cuitan di media sosial Twitter bahwa pihaknya akan memberlakukan tarif baru pada impor barang-barang Tiongkok, yang dia sebut sebagai upaya melindungi ekonomi AS dari risiko kebijakan perdagangan global.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Vitto Budi, Antara

Komentar

Komentar
()

Top