Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Gejolak Kurs - BI Akan Gelar RDG Bulanan Tambahan pada 30 Mei 2018

BI Jangan Terkesan Panik

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Langkah Bank Indonesia (BI) untuk menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan tambahan pada Rabu (30/5) mendatang sebagai bentuk kepanikan bank sentral mengantisipasi kurs rupiah yang kian tertekan.

Anggota Komisi XI DPR, Amir Uskara, di Jakarta, Minggu (27/5), mengatakan langkah bank sentral itu tidak semestinya dilakukan seandainya mereka dari awal menaikkan suku setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) memberi sinyal kenaikan Fed Fund Rate (FFR).

"Petinggi BI khawatir mengambil kebijakan yang kurang populis, padahal suku bunga rendah juga lamban direspons perbankan, makanya pertumbuhan kredit hanya tumbuh tipis," kata Amir. BI di bawah Perry Warjiyo ke depa n , tambah Amir, harus lebih berani bersikap independen karena terlambat sedikit dalam mengambil kebijakan moneter, biaya operasi moneternya akan membengkak.

Seperti diketahui, Perry Warjiyo, langsung menyiapkan RDG tambahan pada 30 Mei 2018 untuk menentukan kebijakan terkait kondisi ekonomi terkini dan prospek ke depan. "Bank Sentral memutuskan untuk mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan tambahan pada hari Rabu, 30 Mei 2018," demikian keterangan resmi BI yang diumumkan di Jakarta, Jumat (25/5) malam.

RDG bulanan tambahan ini merupakan pertemuan resmi bulanan pertama bagi Dewan Gubernur BI yang dipimpin langsung Perry Warjiyo. Perry baru dua hari memegang penuh kendali Bank Sentral setelah resmi dilantik menggantikan Agus Martowardojo. Pada Jumat siang pekan lalu, Perry mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan untuk menggelar RDG sebelum jadwal reguler bulanan jika Bank Sentral harus cepat menerbitkan kebijakan untuk merespons kondisi ekonomi terkini.

Hal itu seperti janjinya untuk menerapkan kebijakan moneter yang antisipatif (ahead the curve), dan bersifat mendahului (pre-emptive). "Kemungkinan untuk melakukan RDG sebelum 27 juni ada, sejalan dengan saya akan lebih preemptive dalam penyesuaian suku bunga," ujar dia. Pada 16 s/d 17 Mei 2018, BI sudah menggelar RDG Bulanan yang hasilnya menaikkan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen.

Optimalkan Kebijakan

Perry sudah berjanji dalam waktu jangka pendek, pihaknya akan mengeluarkan kebijakan untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah. Mata uang Garuda hingga 21 Mei 2018 sudah melemah melebihi level depresiasi empat persen.

Seluruh instrumen moneter Bank Sentral, utamanya suku bunga acuan, dan intervensi pasar, akan dioptimalkan untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah. "Saya rencanakan untuk lebih pre-emptive, front loading, dan ahead the curve dalam kebijakan respons suku bunga," ujar Perry setelah mengucap sumpah jabatan di Mahakamah Agung.

bud/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Vitto Budi, Antara

Komentar

Komentar
()

Top