Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Beternak Ayam Jadi Lebih Efektif dengan Terapkan Teknologi AI

Foto : ANTARA/CHENG YIHUI/XINHUA

Sebuah peternakan ayam yang dilengkapi kamera di Desa Tiantaishan di Kota Chishui, Provinsi Guizhou, Tiongkok barat daya, baru-baru ini.

A   A   A   Pengaturan Font

Para konsumen Ayam Silkie di Chishui tak lama lagi bisa memantau melalui ponsel bagaimana "ayam asuh" mereka, atau ayam yang pada akhirnya akan mereka konsumsi, diberi makan dan dibesarkan di peternakan yang jauh dari lokasi mereka di mana hal itu menandai kemajuan luar biasa teknologi Tiongkok.

Xu Qiyong, pemilik peternakan ayam di Desa Tiantaishan, Kota Chishui, Provinsi Guizhou, Tiongkok barat daya, telah merancang sebuah aplikasi baru yang didasarkan pada sistem pembiakan pintar berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Teknologi tersebut, yang dikembangkan oleh Tencent Cloud dan para mahasiswa Tencent Class of Shenzhen University, telah dipasang di pertanian Xu yang memiliki 256 kandang yang tersebar di lereng bukit yang dikelilingi bambu seluas sekitar 66,67 hektare. Tencent Class of Shenzhen University merupakan sebuah program yang diluncurkan oleh Universitas Shenzhen dan raksasa teknologi Tencent.

Mengurus kawanan ayam yang bebas berkeliaran di peternakan yang begitu luas menjadi tantangan tersendiri bagi para peternak. Tantangan itu datang dari ancaman predator seperti anjing liar dan infeksi yang terkadang berpotensi menimbulkan wabah besar sebelum terdeteksi.

Seperti dikutip dari Antara, sistem AI telah mengubah peternakan unggas tersebut dalam memitigasi wabah penyakit. Hal itu dapat menjaga ayam tetap aman dari serangan hewan liar, dan meningkatkan jumlah ayam yang akhirnya dapat dibawa ke tempat pemotongan hewan hingga sekitar 30 persen.

Di peternakan Xu, setiap ayam memiliki cip pada kakinya yang berfungsi sebagai pedometer untuk mendeteksi tanda-tanda awal penyakit dengan mengidentifikasi ayam yang tidak aktif.

Peternakan ayam itu juga dilengkapi dengan sensor pengawas yang terus memantau gangguan anjing liar atau pembobolan pagar secara waktu nyata (real time). Xu juga berencana meluncurkan aplikasi "ayam asuh" pada Juli.

Sangat Diminati

Chishui memiliki sejarah panjang dalam membiakkan ayam Silkie berbulu hitam dan bertulang hitam yang sangat diminati karena daging dan telurnya yang kaya asam amino dan semakin banyak dicari oleh konsumen yang peduli kesehatan.

Xu, seorang profesional media berpengalaman, berhenti dari pekerjaannya pada akhir 2022 dan menyewa peternakan ayam untuk memulai bisnisnya sendiri. Keyakinannya pada industri tersebut diperkuat oleh fakta bahwa Chishui, kota yang memiliki 66 ribu hektare hutan bambu, berkomitmen untuk mengembangkan ekonomi berbasis hutan nonkayu.

Xu menghubungi Tencent untuk menjalin kerja sama potensial setelah mendengar tentang pembiakan angsa dengan AI yang dilakukan oleh tim yang sama di Shenzhen hingga menghasilkan kesepakatan kemitraan yang sukses.

Sejak menerapkan teknologi AI di peternakannya tahun lalu, Xu telah menjual sekitar 100.000 ekor Ayam Silkie dan 300.000 butir telur.

Proyek pembiakan Ayam Silkie yang didukung AI itu bahkan berhasil menarik perhatian dari luar Tiongkok. Tim pengembang tersebut menerima pertanyaan dari sejumlah lembaga penelitian di Pakistan dan peternak di Australia, sebagaimana diutarakan Feng Yuhong dari Sekolah Tinggi Ilmu Komputer dan Rekayasa Perangkat Lunak di Universitas Shenzhen.

Saat ini, Tencent Cloud dan mahasiswa dari program Tencent Class of Shenzhen University, yang bekerja sama dengan Universitas Guizhou serta sejumlah institusi lainnya, sedang mengembangkan model bahasa skala besar untuk pembiakan unggas, termasuk basis data pertanyaan dan jawaban berdasarkan model bahasa skala besar itu, yang dapat membantu para peternak dalam menghadapi berbagai tantangan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top