Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Korban Tsunami

Beruntung Saya Berangkat Sendirian dan Selamat

Foto : Koran Jakarta/ Teguh Rahardjo

selamat dari tsunami - Korban Tsunami Tanjung Lesung, Rohmain, Staf Pengelola Keuangan PLN UIT JBB Gandul, Depok, Jawa Barat. Selamat berkat bertahan beberapa menit saat terbawa arus tsunami yang menerpa acara gathering kantornya.

A   A   A   Pengaturan Font

Tsunami yang menerjang Pantai Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Banten pada Sabtu (22/12) malam, masih menyisakan duka mendalam bagi para peserta family gathering PT PLN (Persero). Salah satunya Rohmain (53 tahun). dari para pegawai Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat (UIT JBB) bagian pengeloaan keuangan PLN UIT JBB Gandul, Depok, Jawa Barat.

Rohmain , Bapak lima orang anak ini mengungkapkan pengalamannya bertahan saat disapu air laut yang datang secara tiba-tiba, persisnya menurut dia, kejadian itu tidak terdengar apapun sebelumnya seperti warga lain yang mengatakan ada suara dentuman.

Warga Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan itu sedang menikmati malam puncak yang juga dimeriahkan panggung doorpize dan diisi oleh artis papan atas yaitu Seventeen Band. Sekitar pukul 22.00 WIB, ia yang baru akan mengambil makanan di samping panggung pun melihat orang-orang sekitar seketika tersapu air bahkan ada yang sampai tidak sempat lari.

Pak Main panggilan akrabnya, mengungkapkan bagaimana cara ia bertahan saat tsunami menerpa. Posisi saat itu Main membelakangi panggung sehingga tubuhnya seperti dihantam segerombolan orang dari belakang.

"Pada saat itu saya langsung dihantam (air) dari belakang karena saya membelakangi pantai, pada saat saya dihantam, saya takbir dua kali, (saat itu juga) saya tenggelam," ujarnya bersemangat

Ia menjelaskan secara detil bagaimana ia bertahan di dalam air saat tenggelam sekitar beberapa menit yang notabene, kemudian ketika ia muncul ke permukaan mengucapkan takbir seolah meminta pertolongan Tuhan dengan tujuan didengar oleh rekannya yang selamat.

Saat Main tenggelam, kebetulan juga tak bisa berenang, yang ia lakukan hanya tahan nafas. Ia tak mengingat apa-apa saat itu tapi ia sadar, sampai akhirnya terjepit besi dari panggung yang menyebabkan kaki kanannya patah.

"Pada saat itulah dengan kekuasaan Allah, ya Allah selamatkan saya ya Allah selamatkan saya. Saya sedikit-sedikit bisa naik hingga kaki saya posisinya sudah rata, disitu saya takbir sekuat-kuatnya Allahuakbar Allahuakbar tidak ada yang mendengar, selama saya takbir itu banyak orang-orang yang mencari keluarganya," jelas Main sambil memperagakan takbirnya.

Beruntung, pada saat itu ia tersangkut tembok tak jauh dari hotel tempatnya menginap. Perkiraan ia tenggelam dan terbawa arus sekitar ratusan meter dari panggung acara. Korban selamat pun berlalu lalang, Pak Main berusaha menemukan temannya agar bisa dievakuasi ke tempat yang lebih layak.

"Satu jam saya menunggu, menunggu evakuasi. Setelah satu jam lebih karena telepon saya juga mati tidak tau kemana, (juga) dompet hilang. Datanglah teman saya itu bawa bantuan lain, sehingga saya divakuasi oleh 3 orang," katanya dengan tatapan sendu.

Proses evakuasi yang dirasakan Pak Main terbilang alot, karena banyak korban lain yang sibuk membantu korban lain maupun yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Sampai di mana ia dievakuasi ke Puskesmas terdekat namun ia inisiatif ikut bersama korban lain ke Rumah Sakit Berkah Pandeglang.

Perjalanan ke rumah sakit yang cukup panjang berbuah hasil, sekitar pukul 15.00 WIB, Minggu (23/12) sore, cukup melegakan baginya yang langsung ditangani oleh petugas kesehatan untuk menangani kakinya yang patah.

Sementara itu ia bingung bagaimana mengabari keluarga di Jakarta, ia juga bersyukur karena berangkat sendiri, saat itu juga ia meminta bantuan korban lain untuk menelepon sang istri. "Kebetulan nomor yang diingat istri saya. Alhamdulillah pas saya telepon, diterima oleh anak saya yang nomor empat. Kebetulan pas kejadian malam itu belum pada tidur semuanya," ujar Main sambil sedikit tertawa.

Beruntung, istrinya rencana akan menyusul hari Minggu pun terselamatkan dari bencana. Setelah itu ia dijemput oleh anaknya menggunakan ambulance pribadi ke RS Puri Cinere Depok pada keesokan hari, Senin (24/12).

anggie ariesta/AR-3

Komentar

Komentar
()

Top