Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ristiawan Suherman, Presiden Direktur CIMB Niaga Auto Finance

Berteman dengan Tim

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Ristiawan Suherman sebagai pemimpin harus memastikan kepada jajaran karyawan untuk mendukung keputusan yang telah diambil karena tujuannya untuk keberlangsungan perusahaan.

Saat pertama kali dipercaya memimpin perusahaan pembiayaan, yakni PT CIMB Niaga Auto Finance Tbk (CNAF) pada 2016 lalu, Ristiawan Suherman yang akrab dipanggil Aris mulai berpikir untuk melakukan transformasi di perusahaan tersebut. Sebab, dia yakin salah satu penyebab perusahaan pembiayaan atau leasing banyak terbebani kredit bermasalah karena pemahaman mitigasi risiko di tiap-tiap cabang yang kurang komprehensif.

Transformasi sistem dan budaya kerja pun mulai diselipkan perlahan-lahan. Mitigasi risiko calon pelanggan yang tadinya merupakan kewenangan di masing-masing cabang (desentralisasi), ditarik ke kantor pusat (sentralisasi), sehingga sesuai dengan standar dan prosedur yang sudah ditetapkan.

Perubahan sistem kewenangan pun awalnya tidak berjalan mulus karena ada resistensi di cabang-cabang yang merasa kurang fleksibel melakukan penetrasi bisnis, terutama untuk persetujuan pencairan pembiayaan kendaraan bermotor sebagai core bisnis perusahaan.

"Di sinilah peran pemimpin harus memastikan kepada jajaran karyawan untuk mendukung keputusan yang telah diambil karena tujuannya untuk keberlangsungan perusahaan," kata pria yang gemar berpetualang ke pelosok Nusantara dengan motor gede.

Komunikasi yang transparan dengan Tim CNAF pun dibangun sebagai satu budaya kerja di lingkungan perusahaan melalui pemaparan kondisi dan kinerja keuangan perusahaan, sehingga lambat laun, mendapat respons positif.

"Kami membangun transparansi, komunikasi dua arah dan relasi yang informal. Saya ngobrol santai bareng tim sebagai teman dan membuka pintu setiap saat jika ada yang harus disampaikan," kenang ayah dari dua putra dan satu putri itu.

Suasana meeting (rapat-red) pun tidak kaku, tetapi lebih enjoy karena dilakukan sambil coffee morning. Begitu pun dalam penyampaian informasi seputar pekerjaan menggunakan fasilitas digital, sehingga lebih cepat dan akurat. Semua divisi memiliki messager group masing-masing yang direksi juga ikut bergabung, sehingga arahan dan petunjuk atau solusi kalau ada kendala di lapangan cepat diatasi.

"Di era digital seperti sekarang ini, layanan ke customer harus cepat, tepat, dan praktis sesuai tuntutan mereka," ujar pria yang sudah malang melintang di beberapa bank ternama dalam negeri.

Terinspirasi dari "Touring"

Aris mengakui, dalam menjalankan komunikasi di perusahaan banyak terinspirasi dari hobinya berpetualang dengan motor gede (moge). Sebagai salah seorang pengurus klub motor Harley Davidson di Indonesia yaitu Harley Owner Group - Jakarta Chapter (HOG-JC), saat touring dengan para anggota yang berasal dari berbagai macam latar belakang di mana beberapa anggota juga merupakan pemegang keputusan perusahaan di Indonesia, komunikasi di antara sesama peserta begitu cair.

"Kalau capek duduk dan minum bareng tanpa ada sekat di antara kami," tutur Aris yang sudah mengikuti touring motor di hampir semua pulau-pulau besar di Indonesia.

Dengan transformasi sistem dan budaya kerja, ia mengaku sudah mulai melihat hasilnya yang terlihat dari target pembiayaan perusahaan, profit serta pengelolaan portofolio yang lebih sehat.

Pada tahun 2018, CNAF jelasnya mencatat portofolio pembiayaan (gross) 2,2 triliun rupiah serta mencatatkan laba bersih 173,2 miliar rupiah atau tumbuh 77 persen dibandingkan laba tahun sebelumnya sebesar 98 miliar rupiah (year on year). Begitu pun dengan Non Performing Finance (NPF) atau rasio pembiayaan bermasalah tercatat 2,38 persen pada 2018 dan hingga semester I-2019 sudah di bawah 1 persen, tepatnya 0,9 persen.

Transformasi pun terus dia dengungkan dengan melakukan inovasi program "Satu Jam Kepastian" berbasis layanan digital untuk segmen yang menjadi target market-nya. Kemudian, mereka juga mengintensifkan kerja sama strategis dengan dealer. Sebagai dampaknya penyaluran pembiayaan melalui kanal tersebut justru meningkat.

"Selain itu, sebagai bank-backed multifinance, saat ini kami berfokus pada pemanfaatan basis nasabah bank di mana bank saat ini memiliki lebih dari 2,5 juta nasabah potensial untuk channel referal bank dari delapan juta nasabah Bank CIMB Niaga," papar Aris.

Dengan berbagai strategi yang telah dijalankan, ia optimistis target pembiayaan sebesar empat triliun rupiah dan NPF di bawah 1 persen pada tahun ini bisa tercapai. budi/AR-2

BIODATA

Nama Lengkap:

Ristiawan Suherman

Tempat / Tanggal Lahir:

Bandung 21 Maret 1976

Pendidikan Terakhir:

Jurusan Manajemen Proyek STIA LAN 1997

Karier:

- Senior Manager Branch Bandung, (GE Money Indonesia (1999-2006)

- Consumer Finance Sales Head, Citibank Indonesia (2006-2010)

- Head Credit Card & Personal Loan Sales and Acquisition Management, PT Bank Permata Tbk (2010-2012)

- Auto, Personal Loan Business & Asset Product Sales Head Consumer Banking, PT Bank CIMB Niaga Tbk (2012-2016)

- Presiden Director, PT CIMB Niaga Auto Finance Tbk/CNAF (2016-sekarang)

Komentar

Komentar
()

Top